Parapuan.co - Salah satu bentuk intoleransi yang masih sering terjadi di lingkungan kerja adalah workplace bullying atau perundungan di tempat kerja.
Seperti namanya, workplace bullying merupakan serangkaian perilaku yang dilakukan secara sengaja dan berulang untuk mengintimidasi, menjatuhkan atau menyakiti orang lain di tempat kerja.
Sejumlah contoh perundungan yang sering ditemui di lingkungan kerja di antaranya kekerasan fisik, verbal, pengucilan/pemboikotan, sabotase pekerjaan, dan lainnya.
Tindakan ini melibatkan tiga pihak, pertama adalah pelaku, yang kebanyakan menyerang titik lemah target agar mereka terlihat berkuasa sehingga menutupi ketidakmampuan atau ketidakpuasan dalam dirinya.
Kemudian target, yang secara sengaja dan berulang dipermalukan sehingga berpotensi mengalami berbagai efek psikologis yang mengganggu keseharian dan produktivitas.
Ketiga adalah saksi, yang tanpa pemahaman yang cukup mengenai cara menghadapi situasi workplace bullying, seringkali hanya berdiam diri.
Padahal, saksi memiliki peranan yang sangat penting untuk mengintervensi perilaku tidak menyenangkan tersebut.
Menurut Psikolog Klinis Dewasa, Tara de Thouars, BA, M. Psi, bullying, tak terkecuali di tempat kerja, merupakan isu penting yang harus diberantas.
Pasalnya, tindakan ini berdampak besar pada korbannya, mulai dari masalah mental jangka pendek dan jangka panjang.
Baca Juga: Sering Menjadi Target Bullying Rekan Kerja? Ternyata Ini 4 Alasannya!
“Ini isu yang sangat penting untuk diberantas karena dampaknya besar di mana korban akan mengalami masalah mental jangka pendek, menjadi takut, sedih, marah, merasa tidak berdaya,” jelas Tarra dalam acara webinar Unilever bersama Campus Marketeers Club bertajuk Creating Positive Vibes at Work: Tolerance is Key, Jumat (24/6/2022)
“Sementara di jangka panjang, mereka merasa tidak percaya diri, tidak percaya dengan lingkungan, hingga mengalami kecemasan, depresi, dan trauma yang berdampak pada performa kerja,” sambungnya lagi.
Untuk itu, Tara membagikan sejumlah tips yang bisa Kawan Puan lakukan apabila kamu mengalami ataupun melihat adanya aksi bullying di lingkungan kerja, yuk simak!
1. Tetap tenang
Pelaku bullying seringkali ingin memancing reaksi dan merasa senang bila target menunjukkan rasa kesal atau terluka karena tindakan mereka.
Dalam hal ini, kamu perlu melatih diri untuk memiliki batasan emosional yang sehat sehingga kita tidak bereaksi dan merasa buruk terhadap diri sendiri.
“Tujuan bullying itu supaya korban terpengaruhi. Jadi berikan batasan emosional agar tidak mengalami pengaruh terhadap bullying, supaya kita tidak taking itu personally,” tegas Tara.
2. Atasi masalah secara langsung
Selanjutnya, Kawan Puan bisa mencoba bicara dan tegaskan pendapat atau perasaan yang kamu rasakan dengan cara berkomunikasi dengan pelaku.
Baca Juga: Dukung Inklusivitas, Ini Upaya Unilever Ciptakan Lingkungan Kerja yang Toleran
“Kalau memang memungkinkan, komunikasikan pada pelaku bhawa apa yang mereka lakukan itu tidak menyenangkan dan menyakiti. Jangan diterima saja, karena pelaku jadi tidak tahu bahwa hal tersebut menyakiti,” jelasnya.
3. Laporkan pada atasan atau HRD
Tempat kerja yang baik tentu tidak akan memberikan toleransi apapun apabila terjadi aksi perundungan di lingkungannya.
Maka dari itu, kamu bisa melaporkan tindakan workplace bullying pada atasan ataupun HRD untuk meminta dukungan dari mereka.
Jangan lupa untuk melakukannya dengan komunikasi yang tepat, sehingga mereka dapat membantu mencari jalan keluar terbaik.
4. Dokumentasikan
Catat jam, lokasi, hingga siapa saja yang berada di dekat kamu saat peristiwa itu terjadi, sebab hal ini dapat membantu saat ingin melaporkan perlakuan tersebut.
“Kumpulkan bukti agar semua dapat ditindaklanjuti, jadi sebisa mungkin catat dan kumpulkan,” lanjut Tara.
5. Jangan ragu untuk berbicara dengan orang lain
Baca Juga: Unilever Indonesia Suarakan Pentingnya Melawan Perundungan di Tempat Kerja
Baik itu dengan rekan kerja, sahabat, atau terapis jika perlu, hal ini dapat membantu kita mengatasi efek bullying yang dirasakan.
“Jangan ragu dan merasa buruk untuk berbicara dengan orang lain, seperti sahabat, terapis, keluarga, supaya efeknya enggak berkepanjangan. Sehingga korban tidak merasa dirinya menjadi kecil,” pungkasnya lagi.
6. Jaga rasa percaya diri dan pikiran positif
Terakhir, tetap percaya diri dan berpikiran positif, pasalnya bullying tidak merepresentasikan isu tentang targetnya, tapi merepresentasikan isu tentang pelakunya.
“Bullying itu tidak merepresentasikan apapun pada diri kita, namun pelaku. It's not about us but about them. Justru ini menjelaskan isu yang dialami pelaku dan bukan korban,” tutup Tara.
Itulah beberapa tips dari pakar yang penting untuk Kawan Puan ingat agar tidak diam saja ketika mengalami ataupun melihat tindakan workplace bullying.
Tara juga menekankan, karyawan harus percaya bahwa mereka terlindung di bawah perusahaan yang memiliki kebijakan kuat terhadap segala bentuk diskriminasi dan bullying.
Untuk itu, sangat penting bagi seorang calon karyawan untuk memastikan bahwa mereka memilih perusahaan yang berpihak pada kesetaraan, keberagaman, dan inklusivitas. (*)
Baca Juga: Jadi Korban Bullying di Tempat Kerja? Hadapi dengan Cara Ini