Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Ini relevan, Teori Genderlect menjelaskan tentang penggunaan bahasa dalam konteks sosial, berupa perbedaan gender antara laki-laki dengan perempuan.
Sejak kecil Deborah Tannen senang mengamati relasi yang terjadi di sekitar tempat hidupnya. Hasil pengamatannya itu dituliskan dalam buku.
Salah satu pengamatan yang dicatatnya terkait dengan orientasi saat laki-laki atau perempuan mendeskripsikan isi pikirannya.
Baca Juga: Toxic Masculinity dan Pembagian Kerja Berbasis Gender dalam Keluarga
Menurut Tannen, laki-laki berorientasi report talk, sedangkan perempuan berorientasi rapport talk.
Report talk artinya pembicaraan berupa penyampaian informasi, berdasarkan keadaan aktual. Tak ada, bahkan hampir tak melibatkan emosi.
Sedangkan rapport talk adalah pembicaran penyampaian informasi, yang bertujuan membangun kedekatan. Membentuk relasi berdasar situasi emosional.
Tentu saja tipe pembicaraan ini sarat dengan muatan emosional.
Dalam aplikasinya di kehidupan sehari-hari, dua beda orientasi ini kerap jadi pangkal pertengkaran laki-laki dengan perempuan.
Laki-laki yang melakukan report talk contohnya seperti, “Sayur ini terlalu asin”, sebagai upaya melaporkan keadaan aktual rasa sayur.