Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Dunia dalam genggaman kuasa laki-laki, dengan kehendaknya yang jadi pusat semesta dunia.
Berbagai konstruksi sosial dilekatkan pada perempuan. Perempuan yang jadi sasaran dan produk konstruksi sosial. Banyak di antaranya yang merugikan.
Perempuan dengan kehendak bebasnya sebagaimana laki-laki, batal mewujudkan keutuhan dirinya.
Karenanya, lewat upaya pemahaman perempuan, konstruksi sosial yang merugikan itu harus ditepis.
Tentu menepisnya tak serta merta menolak.
Spektrum tindakannya mulai membuktikan kesesatan logikanya, memperjuangkan bukti sebaliknya, bahkan ada pula yang memang harus ditolak mutlak.
Yang pertama, jenis konstruksi sosial yang harus dibuktikan kesesatan logikanya.
Contoh pernyataannya, ‘perempuan punya kekuatan fisik yang lebih rendah dibanding laki-laki’.
Jika pernyataan ini mutlak kebenarannya, maka bagaimana menjelaskan realitas perempuan sanggup melahirkan anak?
Melahirkan sering lebih dari 1 kali dalam pengalaman hidup perempuan. Bahkan di antaranya, berpeluang merupakan kelahiran kembar.