Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Para ilmuwan maupun ahli obstetri-ginekologi tahu persis, dibutuhkan kekuatan berlipat-lipat kali dibanding kekuatan yang dimiliki laki-laki, untuk keperluan ini.
Maka dalam konteks tertentu, perempuan jauh lebih kuat dari laki-laki. Dan dalam konteks lainnya, memang laki-laki lebih kuat secara fisik.
Sehingga soal kekuatan ini sifatnya kontekstual, tak mutlak.
Baca Juga: Arisan Parapuan 16: Perempuan Bebas Memilih Peran Secara Bertanggung Jawab
Relevan soal kekuatan perempuan ini, Angela Saini, 2017, lewat artikelnya yang berjudul “The Weaker Sex? Science that Shows Women are Stronger Than Men”, menyatakan, di hampir semua kelompok umur, perempuan mampu bertahan hidup lebih baik daripada laki-laki.
Terdapat fakta biolologis yang sangat terkenal, namun jarang memperoleh perhatian: perempuan lebih lama hidup dibanding laki-laki.
Perbedaan lama hidup perempuan itu, mencapai 5-6 tahun lebih panjang dibanding laki-laki.
Saat mengungkap hasil risetnya, Saini mengutip Steven Austad, seorang pakar di bidang penuaan, yang telah lama menekuni bidang kerjanya.
Baca Juga: Konstruksi Feminitas dan Maskulinitas dalam Peran Rumah Tangga
Kedua, jenis konstruksi sosial yang harus diperjuangkan untuk menepisnya.