Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Juga pada akhirnya, tubuh perempuan jadi sasaran pemasaran komoditas kecantikan, kemolekan, maupun perawatan tubuh.
Seluruhnya, agar perempuan dapat ditampilkan elok, nyaman dikonsumsi laki-laki.
Uraian Prof. Ariel di atas terjadi saat media analog jadi raja di jagad informasi.
Hari ini ketika media digital menggeser perannya, modus yang dijalankan tak jauh berbeda. Hanya operatornya saja yang bertukar posisi.
Pada masa media analog, komodifikasi dijalankan organisasi media, institusi perancang iklan, atau lembaga perawatan kemolekan tubuh.
Sedangkan di masa media digital, lewat kepemilikan media sosial, individu-individu lah yang melakukannya.
Mereka punya profesi dengan sebutan megah, endorser, influencer, atau buzzer. Masing-masing punya ciri cara kerja yang berbeda.
Perkenalkan. Namanya Megadiana.
Seorang pelajar kelas 1 di SMA di sebuah kota yang jauh dari hiruk pikuk ibukota.
Dari tingkat sekolah yang sedang ditempuhnya, Megadiana adalah perempuan yang beranjak jadi perempuan dewasa.