Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Masyarakat ini berciri beda dari masyarakat sebelumnya, mass society.
Akibat masifnya keterhubungan, informasi dapat terkirim di waktu nyata, real time. Tersebar dari 1 titik di muka Bumi, ke titik terjauh di seberangnya.
Peristiwa gempa bumi di Turki, hilangnya pesawat komersial Susi Air di pedalaman Papua, terpilihnya Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman, pelantikan Kamala Harris sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat, hingga keluarnya Inggris dari Uni Eropa; semua dapat disaksikan secara real time.
Yang dibutuhkan hanya akses terhadap jaringan internet.
Demikian halnya dengan ide, gagasan, opini, mimpi, maupun pengalaman perempuan. Semua leluasa terekspresi lewat media sosial.
Gita Savitri yang dikenal sebagai seorang influencer, penyanyi, dan penulis buku, leluasa memanfaatkan Twitter untuk menguraikan pandangannya. Bahkan pandangan yang masih terasa asing: childfree.
Ide yang bukan pertama kali dilontarkan ini, kembali mengundang tanggapan luas, terpicu pengakuan Gita Savitri.
Entah merupakan tanggapan atas nyinyiran para netizen yang tak sepakat, Gita lalu mengaku awet muda lantaran tak terbebani keberadaan anak.
Pengakuan ini menciptakan perbincangan tak berkesudahan.