Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Padahal negeri ini tak kekurangan sosok perempuan berkelas yang juga pantas diusung sebagai capres/cawapres.
Sayangnya tidak ada political will dari partai politik yang ‘ditugaskan’ untuk mengusung nama-nama calon kepala negara untuk mempromosikan perempuan supaya masuk dalam bursa pencalonan.
Baca Juga: Perempuan Ingin Berkompetisi di Pemilu 2024? Ini Tips dari Ridwan Kamil
Yang Disoroti dari Perempuan
Tak dapat dipungkiri jika eksposur dan pemberitaan media menjadi cara tercepat bagi politisi untuk meraih popularitas.
Jangkauan siaran media yang luas serta kemudahan masyarakat dalam mengakses dan mengonsumsi informasi menjadikan siapa pun yang tengah disorot oleh media seketika menjelma sebagai tokoh penting.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah salah satu wujud keberhasilan eksposur media yang merepresentasikan image politiknya sebagai pemimpin rakyat kecil.
Dimulai dari pemberitaan beliau mendukung mobil listrik Esemka buatan para siswa sekolah menengah kejuruan semasa menjabat sebagai Walikota Solo, aksi blusukan masuk ke gorong-gorong ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta, hingga tampilan outfit sederhana kemeja putih-celana hitam yang menjadi ‘baju kerja’ semasa menjadi presiden.
Jokowi adalah media darling yang liputannya selalu ditunggu.
Publisitasnya digaungkan sampai tinggi hingga menempati sampul depan majalah bergengsi TIME edisi Oktober 2014.