Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Tak luput pemberitaannya juga menggadang Jokowi sebagai harapan baru bagi kepemimpinan Indonesia yang selama ini cenderung feodal.
Eksposur Jokowi di media didukung momentum yang tepat dalam mengidentifikasikan citra politiknya sebagai rakyat kebanyakan.
Dukungannya terhadap industri otomotif buatan anak sekolahan, keluwesannya dalam berinteraksi dengan pedagang di pasar, kebiasaannya makan di warung. Semua ini menampilkan Jokowi sebagai sosok yang pro-rakyat kecil.
Baca Juga: Sosok Idza Priyanti, Bupati Perempuan Pertama di Brebes yang Menjabat hingga 10 Tahun
Cerita dari Sisi Perempuan
Di suatu waktu, Surabaya dipimpin oleh seorang walikota perempuan bernama Tri Rismaharini.
Kepiawaiannya memimpin Kota Pahlawan tersebut telah berhasil mengubah wajah Surabaya menjadi ramah dan aksesibel bagi masyarakat untuk saling bersosialisasi.
Risma pun berhasil menutup kawasan bordil terbesar Asia Tenggara, Gang Dolly, kemudian memberdayakan para perempuan yang dulunya bekerja dengan tidak layak di kawasan tersebut.
Atas segala upaya dan pencapaiannya, Risma diganjar penghargaan The City Mayors Foundation sebagai satu dari tiga walikota terbaik di dunia.
Prestasi Risma juga mengundang sorotan media dan menimbulkan decak kagum.