“Saya senang bisa kembali bertemu dengan pasien yang dulu saya tangani lima hingga 10 tahun lalu. Rumah sakit (RS) kami punya sejarah sekitar 18 tahun,” ujar Peng dalam acara Grand Opening St. Stamford Modern Cancer Hospital Jakarta Office, Sabtu (9/9/2023).
Baca Juga: Viral di TikTok Karsinogen yang Sebabkan Kanker, Ini Penjelasannya!
Dr. Peng mengakui bahwa pihaknya sangat antusias dalam membantu pasien kanker di Indonesia agar dapat keluar dari kondisi tersebut. Apalagi, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou punya sejumlah metode modern untuk membantu proses penanganan pasien.
“Operasi, kemoterapi, dan radioterapi merupakan tiga metode konvensional utama untuk pengobatan tumor ganas. Namun, bagi pasien kanker stadium lanjut yang tidak dapat dioperasi dan menahan pengaruh anestesi serta kemoradioterapi, tiga metode itu kurang cocok diaplikasikan,” terang Dr Peng.
Agar penanganan kanker pada pasien dapat dilakukan secara optimal, termasuk pada penderita stadium lanjut, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou mulai menggunakan sejumlah metode yang lebih modern.
Salah satu metode penanganan tersebut adalah pengobatan minimal invasif. Metode ini adalah prosedur pembedahan untuk diagnostik ataupun terapi yang dilakukan melalui sayatan luka kecil.
Sayatan itu akan menghasilkan luka kecil agar bisa diakses oleh dokter untuk melakukan sejumlah tindakan pengobatan.
“Pengobatan klinis yang kami pilih sejak beberapa belas tahun itu adalah metode yang tepat. Sebab, pengobatan ini telah membantu banyak pasien untuk mendapatkan harapan hidup yang baru. Bahkan, mampu mengobati secara total pasien yang menderita stadium lanjut atau empat,” ucap Peng.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 6 Langkah SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara
Karena itu, banyak RS mempelajari panduan dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou lantaran dinilai memiliki serangkaian pengobatan yang sangat baik untuk pasien.