Advertorial

Kantor Perwakilan Cabang Jakarta Modern Cancer Hospital Guangzhou Kembali Beroperasi

Yussy Maulia - Selasa, 12 September 2023
Grand Opening St Stamford Modern Cancer Hospital Jakarta Office Brand.
Grand Opening St Stamford Modern Cancer Hospital Jakarta Office Brand. Dok. PARAPUAN/Erlangga Satya

Ahli Onkologi St Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Profesor Peng Xiaochi.
Ahli Onkologi St Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Profesor Peng Xiaochi. Dok. PARAPUAN/Erlangga Satya

Dr. Peng melanjutkan bahwa pengobatan minimal invasif yang ada pada St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou juga didukung dengan 18 metode unggulan.

Beberapa dari metode tersebut di antaranya adalah penggunaan Nanoknife technology, Vascular Intervention Procedure, Combined Knife Cryoblation, Radioactive Particle Implantation, Photon Knife technology, dan gene targeted therapy.

Selanjutnya, pengobatan minimal invasif kombinasi Timur dan Barat, radio frequency ablation (RFA), green therapy, photodynamic technology, microwave ablation technology, serta thermal therapy.

Kemudian, combined radiotherapy and radioactive particle chemotherapy, complimentary therapy, 3D printed template particle implantation, breast reconstruction surgery, endogenetic thermotherapy, dan imunoterapi.

Selain 18 metode tersebut, ada pula metode lain yang digunakan untuk penanganan kanker, seperti cryosurgery argon-helium, brachytherapy, dan intervensi vaskular.

Di acara tersebut, Dr. Peng juga memperkenalkan metode pengobatan intervensi minimal invasif yang baru diluncurkan di St. Stamford Modern Cancer Hospital, yaitu drug-eluting beads TACE (DEB TACE).

Baca Juga: Pentingnya Mengenali Gejala Awal dan Faktor Risiko Kanker Ovarium

Dia menyebutkan bahwa Drug-eluting beads adalah bahan emboli yang dapat menyerap dan membawa obat kemoterapi. Setelah manik-manik (bead) yang dimuat obat memasuki pembuluh darah tumor, bead tersebut menyumbat pembuluh darah tumor dan pada saat yang sama secara perlahan melepaskan obat kemoterapi untuk jangka waktu yang lebih lama (hingga 1 bulan atau lebih) yang terus bekerja di bagian dalam tumor.

Pengobatan intervensi minimal invasif ini dapat sangat mengurangi efek samping toksik dari obat kemoterapi pada pasien dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Penulis:
Editor: Yussy Maulia
REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru