Review Film The Architecture of Love, Jatuh Cinta Pasca Pengalaman Buruk Pernikahan Pertama

Rizka Rachmania - Selasa, 30 April 2024
Review film The Architecture of Love, adaptasi novel populer Ika Natassa.
Review film The Architecture of Love, adaptasi novel populer Ika Natassa. Dok. Film T.A.O.L.

Pertemuan yang Membangkitkan Semangat Menjalani Kehidupan

Raia yang sebelumnya merasa putus asa, kehilangan muse setelah berpisah dari suaminya dan tak bisa meneruskan buku barunya, kembali bersemangat setelah bertemu dengan River.

Impian Raia untuk menyelesaikan buku barunya tercapai berkat dirinya kembali menemukan semangat dan inspirasi dari sosok River yang ditemuinya saat berada di New York.

Raia yang awalnya gelisah, khawatir tidak bisa menulis setelah berpisah dari suaminya, ternyata bisa bangkit dan bersemangat menjalani kehidupannya. Ia bisa meneruskan pekerjaannya sebagai seorang penulis.

Di sisi lain, River yang juga kabur ke New York kembali menemukan semangat dan harapan baru. Proyek yang selama ini ia tinggalkan di Jakarta kembali ia kerjakan.

Dua orang yang awalnya sudah putus asa, hampir menyerah setelah apa yang terjadi pada hidup masing-masing, menemukan harapan dan semangat baru.

Pentingnya Support System Saat Berada di Titik Terendah Kehidupan

Film The Architecture of Love tidak hanya menceritakan tentang kisah cinta, tapi juga pentingnya support system yang siap memberikan dukungan saat sedang berada di titik terendah kehidupan.

Raia di film ini punya sahabat perempuan bernama Erin, diperankan oleh Jihane Almira, yang siap sedia membantunya menjalani hari-hari selama ia lari ke New York untuk mencari inspirasi menulis buku.

Erin adalah sahabat yang ekstrover, terus terang, mudah bergaul, ceria, dan setia menemani Raia saat sahabatnya itu terlihat putus asa serta hampir menyerah.

Sudah jadi ciri khas Ika Natassa di setiap novelnya bahwa karakter perempuan utama punya sahabat perempuan yang selalu ada menemani, menjadi support system yang mendukungnya, dan memberikan semangat.

Sosok sahabat perempuan bagi karakter perempuan di novel Ika Natassa ini seolah menunjukkan betapa pentingnya punya seseorang di samping kita yang akan ada saat kita membutuhkan tempat untuk bersandar.

Berkat Erin, Raia bisa menemukan semangat hidupnya kembali dan menyelesaikan buku terbarunya. Berkat saran Erin juga, Raia bisa maju menjalani kisahnya dengan River.

Selain Erin, bentuk support system bagi River yang sedang putus asa adalah sosok Paul, diperankan oleh Jeremie J Tobing, rekan arsitek di tempat kerjanya di Jakarta. Paul ada saat River berada di titik terendahnya.

Erin dan Paul adalah sosok sahabat bagi Raia dan River, support system yang memberikan semangat serta membantunya melewati masa-masa buruk kehidupan agar mereka tak menyerah.

Kawan Puan, itu dia sekilas review film The Architecture of Love yang disutradarai Teddy Soeriaatmadja, diproduksi Starvision, Karuna Pictures, dan Legacy Pictures, serta ditulis naskahnya oleh Ika Natassa dan Alim Sudio.

Tonton film The Architecture of Love di bioskop mulai 30 April 2024, ya!

Baca Juga: Ika Natassa Akhirnya Umumkan Daftar Pemain Sinopsis Film The Architecture of Love

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja