Parapuan.co - Film The Architecture of Love sudah tayang di bioskop mulai 30 April 2024.
Diadaptasi dari novel populer karya Ika Natassa yang terbit 2016, film The Architecture of Love menampilkan Putri Marino dan Nicholas Saputra sebagai pemeran utamanya.
Putri Marino memerankan karakter perempuan utama bernama Raia Risjad, seorang penulis yang sudah melahirkan banyak karya.
Beberapa karya novel Raia Risjad bahkan sudah diadaptasi dalam bentuk film, salah satunya yang berjudul Rindu.
Di sisi lain, Nicholas Saputra memerankan karakter bernama River Jusuf, seorang arsitek yang mengenal seluk beluk bangunan di New York.
Raia dan River bertemu di New York saat keduanya sedang lari dari pengalaman buruk nan traumatis di Jakarta.
Mereka adalah dua orang yang sama-sama punya pengalaman tak mengenakkan dari pernikahan pertama, sehingga pergi ke New York untuk melarikan diri sejenak.
"Dua manusia pengecut yang lari dan tersesat di New York," bunyi dialog Raia, menggambarkan dirinya dan River.
Bisa saling menyembuhkan maupun malah saling melukai, kisah Raia dan River adalah cerita jatuh cinta yang realistis dan hangat antara orang yang pernah punya trauma dari pasangan masing-masing.
Baca Juga: Sinopsis Film The Architecture of Love, Pertemuan Manis Penulis dan Arsitek di New York
PARAPUAN berkesempatan untuk menyaksikan film The Architecture of Love pada acara press conference dan press screening di Epicentrum XXI Jakarta, Jumat, (25/04/2024).
Berikut review dari PARAPUAN untuk film The Architecture of Love.
Kisah Cinta Realistis Dua Orang dengan Trauma
Jika kebanyakan film romantis menyoroti pasangan yang saling jatuh cinta kemudian menikah untuk pertama kalinya, maka The Architecture of Love berbeda.
Film ini menceritakan kisah romansa antara dua orang yang sama-sama punya pengalaman buruk dari pernikahan pertama mereka.
Dua orang ini, Raia dan River, bisa dibilang menyimpan trauma dari pasangan mereka masing-masing di pernikahan pertama.
Mereka sama-sama pernah ditinggalkan oleh pasangan, meski dengan alasan yang berbeda.
Putri Marino dan Nicholas Saputra dengan apik mendalami peran mereka sebagai dua orang yang menyimpan trauma pernikahan, namun menemukan bahwa diri mereka bisa jatuh cinta lagi.
Chemistry antara Putri Marino dan Nicholas Saputra sebagai Raia dan River pun terbangun dengan kuat, mampu membawa penonton ikut merasakan apa yang karakter mereka rasakan.
Baca Juga: Sinopsis Film yang Diadaptasi dari Novel Ika Natassa, Terbaru The Architecture of Love
Kawan Puan akan bisa memahami perasaan karakter perempuan Raia yang pernah diselingkuhi oleh sang suami, bagaimana ia khawatir akan dikecewakan lagi oleh seorang laki-laki ketika River suka menghilang.
Raia sempat merasakan trust issue ketika River suka tiba-tiba menghilang, seolah menghindarinya, ketika mereka sudah semakin dekat. Ketika Raia ingin tahu lebih tentangnya, River makin misterius.
Di sisi lain, Raia tidak tahu bahwa River kerap menghilang karena dirinya tidak ingin menyakiti perempuan itu.
River punya alasan sendiri mengapa dirinya tidak langsung mengiyakan dekat dengan Raia dan menjalin hubungan romantis baru.
River merasa bahwa tidak akan adil bagi Raia menjalin hubungan romantis dengan laki-laki yang masih mencintai istrinya. Ya, River masih sangat menyayangi sang istri.
Kisah cinta Raia dan River juga bukan kisah cinta yang biasa atau begitu saja karena menyoroti peliknya menjalin hubungan baru saat mereka sudah punya pengalaman menikah sebelumnya.
Kisah cinta antara dua orang yang sudah pernah menikah dua-duanya terkadang jarang disorot maupun diceritakan karena tidak menarik.
Padahal, kisah cinta ini akan memberikan pandangan baru kepada penonton.
Baca Juga: Film The Architecture of Love Bakal Tayang di Bioskop, Catat Jadwalnya
Pertemuan yang Membangkitkan Semangat Menjalani Kehidupan
Raia yang sebelumnya merasa putus asa, kehilangan muse setelah berpisah dari suaminya dan tak bisa meneruskan buku barunya, kembali bersemangat setelah bertemu dengan River.
Impian Raia untuk menyelesaikan buku barunya tercapai berkat dirinya kembali menemukan semangat dan inspirasi dari sosok River yang ditemuinya saat berada di New York.
Raia yang awalnya gelisah, khawatir tidak bisa menulis setelah berpisah dari suaminya, ternyata bisa bangkit dan bersemangat menjalani kehidupannya. Ia bisa meneruskan pekerjaannya sebagai seorang penulis.
Di sisi lain, River yang juga kabur ke New York kembali menemukan semangat dan harapan baru. Proyek yang selama ini ia tinggalkan di Jakarta kembali ia kerjakan.
Dua orang yang awalnya sudah putus asa, hampir menyerah setelah apa yang terjadi pada hidup masing-masing, menemukan harapan dan semangat baru.
Pentingnya Support System Saat Berada di Titik Terendah Kehidupan
Film The Architecture of Love tidak hanya menceritakan tentang kisah cinta, tapi juga pentingnya support system yang siap memberikan dukungan saat sedang berada di titik terendah kehidupan.
Raia di film ini punya sahabat perempuan bernama Erin, diperankan oleh Jihane Almira, yang siap sedia membantunya menjalani hari-hari selama ia lari ke New York untuk mencari inspirasi menulis buku.
Erin adalah sahabat yang ekstrover, terus terang, mudah bergaul, ceria, dan setia menemani Raia saat sahabatnya itu terlihat putus asa serta hampir menyerah.
Sudah jadi ciri khas Ika Natassa di setiap novelnya bahwa karakter perempuan utama punya sahabat perempuan yang selalu ada menemani, menjadi support system yang mendukungnya, dan memberikan semangat.
Sosok sahabat perempuan bagi karakter perempuan di novel Ika Natassa ini seolah menunjukkan betapa pentingnya punya seseorang di samping kita yang akan ada saat kita membutuhkan tempat untuk bersandar.
Berkat Erin, Raia bisa menemukan semangat hidupnya kembali dan menyelesaikan buku terbarunya. Berkat saran Erin juga, Raia bisa maju menjalani kisahnya dengan River.
Selain Erin, bentuk support system bagi River yang sedang putus asa adalah sosok Paul, diperankan oleh Jeremie J Tobing, rekan arsitek di tempat kerjanya di Jakarta. Paul ada saat River berada di titik terendahnya.
Erin dan Paul adalah sosok sahabat bagi Raia dan River, support system yang memberikan semangat serta membantunya melewati masa-masa buruk kehidupan agar mereka tak menyerah.
Kawan Puan, itu dia sekilas review film The Architecture of Love yang disutradarai Teddy Soeriaatmadja, diproduksi Starvision, Karuna Pictures, dan Legacy Pictures, serta ditulis naskahnya oleh Ika Natassa dan Alim Sudio.
Tonton film The Architecture of Love di bioskop mulai 30 April 2024, ya!
Baca Juga: Ika Natassa Akhirnya Umumkan Daftar Pemain Sinopsis Film The Architecture of Love
(*)