Mengenal Elisabeth Novie Riswanti, Satu-Satunya Direktur Perempuan di BTN

Citra Narada Putri - Senin, 12 Agustus 2024
Elisabeth Novie Riswanti, Direktur Assets Management Bank Tabungan Negara.
Elisabeth Novie Riswanti, Direktur Assets Management Bank Tabungan Negara. (Dok. PARAPUAN)

Menjadi “tukang tagih” dan jatuh cinta dengan pekerjaan ini hingga akhirnya menjadi Direktur Assets Management BTN. Apa hal paling menantang?

Sebenarnya saya awal karier itu bukan di penagihan, tapi jadi analis kredit, bagian yang memberikan kredit kepada developer. Ini dari sisi hulu. Tapi begitu kredit ini bermasalah dan menunggak, itu ada di sisi hilirnya. Itulah yang tadi disebut ‘tukang tagih’ dan saya masuk ke situ. 

Ini cukup menantang. Berhubungan dengan nasabah atau calon debitur yang meminta kredit, itu lebih gampang. Dibandingkan kita berhubungan dengan nasabah atau kreditur yang meminjam kredit yang tidak mau membayar kreditnya atau tidak mampu. 

Permasalahan di lapangan itu sangat bervariasi sekali. Ketika jadi ‘tukang tagih’ pertama kali, kadang-kadang kita kasihan. Nasabah sudah benar-benar tidak punya apa-apa, tapi rumah-rumah itu harus kita sita. Tapi untung pemerintah ada yang namanya relaksasi seperti restrukturisasi, jadi kita berdialog dengan mereka agar tidak otomatis kita eksekusi. Kita kasih pertolongan dulu, namanya restrukturisasi. Dijadwal ulang angsurannya. 

Tapi kadang ada juga yang bandel. Kita juga harus berhadapan dengan mereka yang marah-marah, padahal sudah tahu menunggak. Walau menantang, tapi di situ bagi saya pribadi justru rasanya kok lebih menarik. Tantangannya lebih bervariasi. Bahkan dulu ketika masih menjadi ‘tukang tagih’ ada (diancam) pisau. Sudah nunggak tapi masih marah-marah. Yah namanya juga di lapangan. 

Tapi memang di asset management ini jarang ada perempuan. Karena rata-rata yang megang di bagian penagihan-penagihan atau koleksi memang kebanyakan laki-laki. Tapi saya rasa enggak ada hambatan sebenarnya. Kan debitur walau marah-marah, mereka juga bisa diajak komunikasi, dicarikan solusi. Kalau sudah diberikan jalan keluar, direstrukturisasi, dibantu tapi tetap tidak bisa selesai, yah kita bisa pakai jalur lelang atau pengadilan hingga kejaksaan. Kita melalui berbagai macam cara untuk penyelesaian kredit kita. 

Bagaimana suka duka ketika sudah berada di posisi puncak, menjadi direksi perempuan satu-satunya di BTN saat ini?

Kalau di BUMN, khususnya keuangan perbankan, rasanya tidak ada hambatan perempuan untuk berkarier. Kita diberikan kesempatan yang sama. Justru bapak menteri yang sekarang (Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir) memberi tantangan ke kita, ayo perempuan-perempuan BUMN ini, Srikandi-Srikandi BUMN kalau istilah kita, diberi kesempatan untuk berkarier dengan maksimal di BUMN. 

Baca Juga: Kepemimpinan Perempuan, Antara Perasaan dan Pikiran



REKOMENDASI HARI INI

Rahasia Gaya Fun dan Edgy ala Julie Estelle, Ternyata Pakai Koleksi Lucu Ini