Baca Juga: Lesti Kejora Maafkan Rizky Billar Usai KDRT Mungkin karena Trauma Bonding, Apa Itu?
Siklus trauma bonding mencakup kekerasan yang berulang dengan momen-momen sesekali di mana mereka merasa "dicintai" atau "diselamatkan".
Otak seseorang bisa saja melekat pada pengalaman positif dari perasaan lega dan aman tersebut, dan berusaha mencapainya kembali selama siklus kekerasan berikutnya.
Tujuh Tahap dalam Siklus Trauma Bonding
1. Love bombing, yaitu ketika pelaku kekerasan memborbardir korban dengan cinta dan kasih sayang.
2. Mendapatkan kepercayaan dari korban.
3. Mulai mengkritik korban.
4. Memanipulasi.
5. Penyerahan diri, ketika korban merasa pasrah.
6. Kesedihan.
Baca Juga: KDRT Lesti Kejora Mungkin Terkait dengan Sindrom Stockholm, Apa Itu?
7. Repitisi atau pengulangan.
Cara Mengakhiri Trauma Bonding
Lantas, bagaimana mengakhiri trauma bonding dan sembuh dari hubungan yang toksik, termasuk bisa meninggalkan pasangan yang melakukan kekerasan?
Trauma bonding dapat merusak kesehatan mental, emosional, dan fisik seseorang secara signifikan.
Siklus penguatan positif dan negatif yang intermiten membuat individu sangat sulit untuk melepaskan diri dari hubungan.
Oleh karena itu, penyembuhan dari trauma bonding memerlukan pendekatan intervensi yang komprehensif dari ahli, psikolog, terapis, atau profesional lain di bidangnya.
Ahli terapi dapat mengedukasi pasien tentang bagaimana trauma bonding terbentuk dan dipertahankan, serta membantu pasien menetapkan rencana keselamatan, membangun kemandirian, menetapkan batasan yang tegas, dan meningkatkan otonomi mereka sehingga bisa sembuh secara perlahan.
Apabila Kawan Puan merasa sedang menjalani trauma bonding? Jika iya, segeralah temui ahli, hubungi keluargamu, dan mulai jaga jarak dari pasangan.
Baca Juga: Korban KDRT Tidak Bisa Meninggalkan Pelaku? Bisa Jadi Alami Stockholm Syndrome
(*)