Kurangnya pencegahan dan tindakan efektif terhadap kekerasan yang terjadi secara berulang, serta lemahnya pengawasan ketenagakerjaan, terutama dalam pemenuhan HAM bagi perempuan bekerja.
Komnas Perempuan menekankan pentingnya kerangka uji tuntas untuk memastikan negara menjalankan kewajibannya dalam melindungi perempuan karier dari diskriminasi serta memberikan perlindungan menyeluruh.
Pengaruh Tingkat Pendidikan dalam Risiko Pengangguran Perempuan
Tingkat pendidikan ternyata juga memengaruhi risiko pengangguran perempuan, meskipun dengan pola yang berbeda di setiap negara.
Di negara-negara maju, perempuan dengan tingkat pendidikan rendah sering kali lebih sulit mendapatkan pekerjaan.
Hal ini terkait dengan standar kualifikasi yang tinggi, di mana keterampilan teknis dan pendidikan menjadi syarat dasar.
Sebaliknya, di negara-negara berkembang atau berpenghasilan rendah, perempuan dengan pendidikan tinggi justru lebih rentan terhadap pengangguran.
Baca Juga: Ekonomi Stagnan dan Pengangguran Tinggi, Kenali Apa Itu Stagflasi dan Cara Mengatasinya
Kondisi ini dipicu oleh terbatasnya lapangan kerja berkualifikasi tinggi, sehingga perempuan yang mengenyam pendidikan lanjut cenderung mengalami kesulitan menemukan pekerjaan yang sepadan.
Fenomena ini membuat banyak perempuan lulusan perguruan tinggi akhirnya bekerja di sektor informal atau bahkan tidak bekerja sama sekali.
Mendorong Akses Setara di Dunia Kerja
Upaya untuk mengurangi angka pengangguran perempuan memerlukan kebijakan yang inklusif dan adil.
Beberapa negara telah menerapkan regulasi yang mendorong perusahaan untuk tidak mendiskriminasi perempuan, misalnya melalui pemberlakuan syarat rekrutmen yang tidak membedakan status pernikahan atau peran sebagai ibu.
Selain itu, program pelatihan dan pemberdayaan perempuan di bidang-bidang yang banyak diminati pasar kerja juga dapat meningkatkan peluang perempuan dalam mengakses pekerjaan.
Namun, tanpa perubahan yang signifikan pada kebijakan perekrutan dan sikap masyarakat, kesenjangan pengangguran antara perempuan dan laki-laki akan tetap sulit diatasi.
Memberikan kesempatan yang setara kepada perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam ekonomi bukan hanya langkah menuju keadilan sosial, tetapi juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
(*)
Ken Devina