Parapuan.co - Kawan Puan, pasangan suami dan istri bisa mengalami mental load setelah menjadi orang tua.
Mental load mengacu pada beban kognitif dan emosional yang harus ditanggung orang tua untuk mengelola rumah tangga.
Beban ini mencakup tugas-tugas seperti menjadwalkan janji dokter, mengelola keuangan keluarga, memantau kebutuhan anak, dan memastikan segala sesuatu berjalan lancar dalam rumah tangga.
Menurut Paige Bellenbaum, Direktur The Motherhood Center of New York seperti dikutip dari Parents, "Mental load adalah kerja tak terlihat—hal-hal yang dilakukan tetapi tidak terlihat, seperti memikirkan apa yang perlu dilakukan hari ini, besok, atau bahkan setahun ke depan."
Meski tak terlihat, beban ini dapat berdampak buruk pada kesehatan, menyebabkan stres, kecemasan, gangguan tidur, hingga risiko penyakit kronis.
Bahkan, hubungan dalam keluarga dan pekerjaan juga dapat terganggu jika mental load tidak dikelola dengan baik.
Mengapa Mental Load Meningkat?
Tekanan yang dihadapi orang tua saat ini semakin besar. Selain tuntutan sosial yang meningkat, orang tua juga dihadapkan pada isu seperti biaya pendidikan yang tinggi hingga kekhawatiran akan media sosial.
Dalam hal orang tua mengalami mental load, penelitian menunjukkan bahwa ibu sering kali memikul sebagian besar tanggung jawab rumah tangga.
Baca Juga: Komunikasi Menjadi Kunci Untuk Meringankan Beban Ibu Selama Pandemi
Sebuah studi di "Archives of Women’s Mental Health" menemukan bahwa ibu di rumah tangga mengelola 73 persen tugas kognitif rumah tangga dan 64 persen pekerjaan fisik.
Ketidakseimbangan ini kerap memicu stres bagi ibu, dan ketidakpuasan dalam hubungan.
Di sisi lain, ayah juga mengalami tekanan, terutama karena stigma maskulinitas yang mengharuskan mereka tampak mandiri dan menekan kerentanan.
Cara Mengelola Mental Load
1. Melawan Standar yang Tidak Realistis
Orang tua sering merasa harus selalu sempurna, mulai dari mendidik hingga menghibur anak-anak mereka.
Namun, Grace Bastidas, Pemimpin Redaksi Parents, mengingatkan bahwa tekanan tersebut tidak realistis.
Mengurangi paparan media sosial yang mendorong perbandingan tidak sehat bisa menjadi langkah awal.
2. Bangun Sistem Dukungan yang Kuat
Baca Juga: Survei Menunjukkan Perempuan Lebih Sering Beri Dukungan Emosional pada Pasangan
Memiliki komunitas yang mendukung sangat penting untuk mengurangi perasaan terisolasi setelah menjadi orang tua, terutama bagi ibu.
Bergabung dengan kelompok orang tua atau berbicara dengan teman yang mengalami hal serupa dapat membantu.
Paige Bellenbaum, Direktur The Motherhood Center of New York menyebut ini sebagai "kekuatan penyembuhan komunitas".
3. Berbagi Beban dengan Pasangan
Komunikasi terbuka dengan pasangan tentang pembagian tanggung jawab dapat meringankan beban.
Jika memungkinkan, tentukan cara untuk mendistribusikan tugas domestik secara lebih merata.
4. Fokus pada Self-Care
Menyisihkan waktu untuk diri sendiri adalah hal yang wajib. Tentukan aktivitas non-negotiable, seperti olahraga atau istirahat mingguan, dan masukkan itu ke dalam jadwal keluarga.
5. Terima Ketidaksempurnaan
Baca Juga: Lakukan Hal Sederhana, Ini Manfaat Self-Care di Hari Minggu dan Cara Menerapkannya
Menjadi orang tua yang "cukup baik" lebih penting daripada mengejar kesempurnaan.
Donald Winnicott, seorang psikoanalis, menyatakan bahwa kegagalan kecil orang tua dapat membantu anak-anak mempersiapkan diri menghadapi dunia nyata.
6. Berani Melepaskan
Tidak semua tugas harus dikerjakan dengan sempurna. Berikan izin pada diri sendiri untuk istirahat dan biarkan orang lain mengambil alih, meskipun hasilnya mungkin berbeda dari ekspektasi kita.
Mengelola mental load adalah tantangan besar bagi orang tua, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi.
Dengan menyesuaikan harapan, membangun sistem dukungan, dan memberi ruang untuk perawatan diri, orang tua dapat meringankan beban mereka.
Ingatlah bahwa merawat diri sendiri juga merupakan bagian dari menjadi orang tua yang baik.
Demikian tadi mental load yang dirasakan orang tua, terutama ibu, dan cara menghadapinya. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Mental Load, Beban Tak Terlihat di Pundak Seorang Ibu
(*)