Media Perlu Mengubah Cara Menyampaikan Berita Kekerasan Terhadap Perempuan

Arintha Widya - Rabu, 8 Januari 2025
Media perlu ubah cara memberitakan kekerasan terhadap perempuan.
Media perlu ubah cara memberitakan kekerasan terhadap perempuan. iStockphoto

Baca Juga: Penganiayaan Anak Bos Toko Roti, Kenapa Kasus Kekerasan terhadap Perempuan Lambat Ditangani?

Kronologi kejadian sering kali lebih disorot ketimbang dampak kekerasan terhadap korban dan langkah-langkah penanganannya.

Dalam konteks kekerasan berbasis gender, pemberitaan yang berpusat pada korban bukan hanya sekadar etika jurnalistik, tetapi juga bentuk dukungan moral terhadap perempuan yang mengalami kekerasan.

Memberikan ruang bagi korban untuk didengar dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melawan kekerasan berbasis gender merupakan langkah konkret yang dapat dilakukan media.

Penyampaian berita yang benar dan informatif mampu mendorong korban untuk berani melapor dan mencari bantuan.

Menghindari Sensasionalisme dan Victim Blaming

Banyak media yang masih menggunakan pendekatan sensasional dalam memberitakan kekerasan terhadap perempuan.

Penyebutan atribut fisik korban atau penggunaan narasi yang menyoroti pakaian korban dalam kasus kekerasan seksual adalah contoh praktik yang memperkuat budaya victim blaming.

Ini menunjukkan bahwa banyak jurnalis yang belum memahami betul prinsip-prinsip pemberitaan yang ramah gender.

Frasa seperti "cantik" atau "berpakaian minim" sering kali digunakan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap korban.

Baca Juga: Jangan Victim Blaming, Ini 4 Cara Bantu Korban Dating Violence Menurut Ahli

Padahal, pemberitaan yang semacam ini hanya akan membuat korban semakin tertekan dan enggan melapor.

Media seharusnya fokus pada inti persoalan, yakni kekerasan yang dialami korban, bukan pada faktor-faktor yang menyudutkan mereka.

Membangun Kapasitas Jurnalis

Langkah penting lainnya adalah meningkatkan kapasitas jurnalis melalui pelatihan-pelatihan tentang perspektif gender dalam pemberitaan.

Pelatihan ini perlu dilakukan secara rutin, terutama di daerah-daerah yang masih minim kesadaran tentang pentingnya perspektif korban.

AJI sebagai organisasi jurnalis barangkali sudah mulai melakukan upaya ini, namun diperlukan upaya yang lebih masif dan terstruktur.

Media memegang kunci dalam mengubah cara pandang masyarakat terhadap kekerasan berbasis gender.

Dengan menyampaikan berita yang informatif, ramah korban, dan bebas dari eksploitasi, media dapat berkontribusi secara signifikan dalam menekan angka kekerasan terhadap perempuan.

Saatnya media mengambil peran sebagai agen perubahan dengan menyajikan berita yang tidak hanya menginformasikan, tetapi juga mendidik dan mendukung perempuan korban kekerasan.

Mengutamakan perspektif korban dalam pemberitaan bukan hanya soal profesionalisme, tetapi juga soal kemanusiaan.

Baca Juga: Komnas Perempuan Dorong Peran Media dalam Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender

(*)

Sumber: Komnas Perempuan
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Manosphere: Subkultur Online yang Membentuk Maskulinitas Beracun pada Remaja Laki-laki