- Filipina: Maria Ressa, jurnalis dan editor Rappler, ditangkap atas tuduhan pencemaran nama baik setelah mengungkap kasus eksekusi di luar hukum yang dilakukan oleh pihak berwenang dalam perang melawan narkoba.
- Mesir: Pemerintah menahan setidaknya 113 individu pada tahun 2018 atas tuduhan yang tidak masuk akal, seperti mendukung klub sepak bola tertentu atau mengedit film.
- Tanzania: Undang-undang yang disahkan pada tahun 2019 semakin membatasi kebebasan pers dengan mengharuskan media untuk melaporkan berita sesuai dengan arahan pemerintah.
Ancaman di Dunia Digital
Perkembangan teknologi digital seharusnya memberikan lebih banyak akses terhadap informasi, tetapi banyak negara justru membatasi kebebasan berekspresi di internet dengan cara:
1. Penyensoran dan Pemblokiran Situs: Pemerintah seperti di Iran, China, dan Vietnam membatasi akses internet untuk mencegah kritik terhadap pemerintah.
Baca Juga: Kode Etik Jurnalistik yang Harus Diketahui Jika Ingin Menjadi Jurnalis
2. Mata-Mata Digital: Beberapa negara menggunakan teknologi canggih untuk memantau komunikasi individu, termasuk mengakses email pribadi dan mengaktifkan kamera atau mikrofon perangkat tanpa sepengetahuan pemiliknya.
3. Pemadaman Internet: Pemerintah di negara seperti Sudan, Zimbabwe, dan India menggunakan pemadaman internet sebagai respons terhadap protes massal.
Mengapa Kebebasan Berekspresi Penting?
Kebebasan berekspresi tidak hanya berdiri sendiri, tetapi juga berkaitan erat dengan hak-hak lain, seperti kebebasan berpikir, beragama, berkumpul, dan berorganisasi.
Hak ini dijamin dalam Pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan diperkuat oleh berbagai perjanjian internasional.
Tanpa kebebasan berekspresi, masyarakat tidak bisa menuntut keadilan, membela hak-hak mereka, atau bahkan menyampaikan aspirasi politiknya.
Oleh karena itu, mempertahankan hak ini adalah langkah utama dalam menjaga demokrasi dan memastikan kesejahteraan bersama.
Ketika kebebasan berekspresi dilarang, masyarakat menjadi rentan terhadap penyalahgunaan kekuasaan, kurangnya transparansi, dan meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya kolektif dari individu, organisasi hak asasi manusia, dan komunitas internasional untuk terus memperjuangkan kebebasan ini.
Setiap orang memiliki hak untuk bersuara, dan hak ini harus terus dilindungi agar demokrasi dan keadilan dapat terus berkembang.
Baca Juga: Iran Berlakukan Undang-Undang Hijab yang Mengancam Kebebasan Perempuan
(*)