Stop! Membandingkan Diri dengan Orang Lain hanya Akan Menghambat Kamu

Alessandra Langit - Senin, 5 April 2021
Ilustrasi perempuan
Ilustrasi perempuan

Parapuan.co - Jabatan, pendapatan, jumlah kendaraan, jumlah likes di media sosial, adalah beberapa hal yang menjadi faktor kita membandingkan diri dengan orang lain.

Begitu juga dengan jumlah orang yang bisa kita bandingkan dengan diri kita.

Perbandingan adalah cara paling mudah membuat kita tidak bahagia, menderita, dan merasa tidak pernah cukup.

Baca Juga: Stop! Jangan Terlalu Keras pada Dirimu, Ini 8 Cara untuk Sayangi Diri Sendiri

Perbandingan membuat kita fokus kepada apa yang tidak kita punya dan apa yang tidak kita sukai di hidup kita.

Kita selalu mendapati diri kita melirik apa yang dimiliki orang lain, titik perjalanan hidup mereka dan seberapa jauh kita tertinggal. 

Semakin kita fokus ke hidup orang lain, maka semakin kita kehilangan rasa cinta kepada diri dan kehidupan sendiri.

Akhirnya semua itu hanya membuat kita merasa lelah, putus aja, dan selalu kecewa.

Perasaan tersebut tentu menghambat kita untuk bisa tumbuh menjadi lebih baik.

Jika kita berhenti membandingkan diri kita, maka kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.

Melansir Tinybuddha, ini beberapa cara agar kita berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain.

Fokus ke pertumbuhan diri sendiri

Kita familiar dengan kalimat, “Rumput tetangga selalu lebih hijau.”

Namun jika kita selalu fokus dengan rumput tetangga, maka rumput halaman kita sendiri malah tidak terurus. 

Begitu juga dengan pertumbuhan diri sendiri.

Fokus dengan tujuan, cita-cita, dan kebahagiaan diri sendiri tanpa harus melihat milik orang lain.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Ajarkan Body Image dan Self Love pada Anak, Kuncinya Mulai dari Diri Sendiri

Dengan begitu kita akan berikan perhatian dan cinta sepenuhnya kepada diri kita sendiri.

Terima diri kita apa adanya

Kita lahir dan tumbuh dengan berbagai kelebihan dan juga kekurangan.

Alih-alih melawan dan bertengkar dengan kekurangan diri sendiri, cobalah berdamai.

Dengan begitu kita akan lebih mengenal apa yang bisa kita ubah menjadi lebih baik, apa yang harus kita terima apa adanya.

Maafkan masa lalu

Masa lalu mungkin penuh lika-liku, diwarnai oleh kesalahan, kecemasan, dan ketakutan.

Perlu kita sadari bahwa semua itu membantu kita menjadi diri kita dengan versi terbaik.

Kita belajar dari kesalahan, bangkit dari kecemasan juga ketakutan. Diri kita sudah cukup berjuang untuk membentuk kita yang sekuat saat ini.

Jadi, berdamailah dengan masa lalu kita dan boleh kita berbangga diri atas semua kesulitan yang berhasil kita lewati.

Sadar bahwa manusia tidak ada yang sempurna

Akan selalu ada yang lebih kaya, lebih pintar, lebih menarik dari kita, namun semua itu kita lihat hanya dari mata.

Kita tidak pernah tahu seseorang sepenuhnya. Tidak ada orang di dunia ini yang benar-benar sempurna, semuanya punya kekurangan.

Kesadaran tersebut akan membebaskan kita dari ekspetasi kesempurnaan yang kita tuntut ke diri kita.

Baca Juga: Hidup Tenang dengan Melepas Benci Pada Diri Sendiri, Ini 5 Tipsnya!

Tidak apa-apa, kesalahan dan kekuarangan sangatlah manusiawi dan wajar.

Alih-alih merendahkan diri kita dan memaksa untuk menjadi sempurna, terimalah diri kita maka bisa hidup tanpa beban ekspetasi.

Ubah perbandingan jadi inspirasi

Kita cenderung membandingkan proses yang kita jalani dengan hasil akhir orang lain.

Kita hanya melihat keberhasilannya, tanpa sepenuhnya tahu apa yang terjadi dalam prosesnya.

Alih-alih membiarkan keberhasilan orang lain menjatuhkan kita, jadikanlah keberhasilan tersebut inspirasi.

Kenali proses di belakangnya, jadikan kesuksesannya sebagai motivasi kita untuk terus berjuang mencapai apa yang  diinginkan.

Membandingkan diri dengan orang lain membuat kita merasa frustrasi, cemas, dan sulit untuk melangkah maju.

Hal tersebut membuang energi dan fokus yang sebenarnya kita butuhkan di hal lain yang lebih bermanfaat.

Rebut kembali energi dan fokusmu dari orang lain dan situasi yang tidak membuat kita maju.

Pakai energi dan fokus tersebut untuk lebih percaya dengan diri sendiri.

Bukan untuk meragukan atau menghancurkan diri sendiri. (*)

Sumber: tinybuddha.com
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja