Kita sebagai orang terdekat mungkin bisa memberikan bantuan dengan mendengarkan keluh kesahnya atau pun membantu mendorong agar penyintas menyadari apa yang sedang dialaminya.
Kita lebih pada mengarahkan, perlahan mengajak dia berpikir dan menyadari kondisinya itu.
Nah dari situ baru muncul lah rasa bahwa dia memang membutuhkan bantuan.
Baca Juga: 3 Kasus Terkenal Sindrom Stockholm dan Saran Penanganan Sembuhkan Mental Korban
“Jadi kita sebaiknya tidak langsung judging ‘Kamu trauma tu kalau kayak gitu. Udah ke dokter atau ke psikolog aja.’ Kalau kita sudah punya pengetahuan soal hal itu, perlahan kita ajak dia untuk mengenali kondisi dirinya.
"Karena bukan tidak mungkin dia malah menolak kamu ketika kamu secara terbuka menyebutnya trauma.
"Tapi kalau kita perlahan mengajaknya berkomunikasi dan mengajak dia untuk mengenali kondisinya ketika ada hal-hal yang memicu reexperience tadi juga akan membuat dia menyadari kondisinya.
"Supaya ada dorongan internal dari dirinya yang memang membutuhkan pertolongan,” pungkas Niken. (*)