Mengalami Quarter Life Crisis Saat Pandemi? Ini Cara Menghadapinya

Alessandra Langit - Rabu, 28 April 2021
Ilustrasi quarter life crisis
Ilustrasi quarter life crisis Freepik

Parapuan.co - Tidak diragukan lagi, pandemi Covid-19 benar-benar berpengaruh pada kesehatan mental kita.

Tidak sedikit dari kita yang merasa lebih sering cemas selama pandemi ini berlangsung.

Bagi Kawan Puan yang sekarang berusia sekitar 20 sampai 30 tahun, mungkin kecemasan tersebut juga disebabkan oleh quarter life crisis atau krisis seperempat abad.

Saat kita berada di usia 20 sampai 30 tahun, kebingungan tentang apa masa depan kita, ketidakpastian hidup, dan rasa iri atas apa yang orang lain miliki, sering kali menyerang pikiran kita.

Baca Juga: Ini Alasan Membandingkan Masalah dengan Orang Lain Tidak Membuatmu Lebih Baik

Saat ini, kita harus menghadapi semua itu bersamaan dengan pandemi Covid-19 yang membuat pilihan semakin terbatas, tentu hal ini membuat kepala kita seakan sangat berat.

Melansir dari Elle, Mary Hoang, pendiri dan psikolog The Indigo Project menjelaskan semua yang harus kita ketahui mengenai krisis seperempat abad di tengah pandemi.

Apa yang dimaksud dengan krisis seperempat abad?

"Krisis seperempat abad adalah periode emosional pergolakan identitas yang dialami di awal masa pendewasaan (18 hingga 30 tahun)," ungkap Mary Hoang.

Ada beberapa gejala yang terasa bila kita mengalami krisis identitas:

  1. Merasa terjebak antara menjadi seorang dewasa atau masih anak-anak.
  2. Kewalahan dalam proses mengeksplorasi identitas diri.
  3. Saat ketidakstabilan di hidup disebabkan tidak adanya ikatan dengan apa pun atau siapa pun, kita akan merasa hidup kita tidak memiliki struktur atau fokus tertentu.
  4. Tekanan untuk menjadi yang terbaik di masa depan tanpa mengetahui apa yang sebenarnya ingin kita lakukan.

Di masa pandemi ini, penyebab terjadinya krisis seperempat abad dapat terlihat lebih spesifik.

Hidup di masa pandemi telah mengubah kebiasaan dan hubungan kita dengan internet.

Kita menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial karena tidak ada kegiatan fisik yang dapat kita lakukan sebagai hiburan. 

Walaupun kelihatannya tidak berbahaya, media sosial jelas berdampak pada kesehatan mental kita.

Terutama jika media sosial telah menjadi ruang di mana kita membandingkan pencapaian dan kehidupan dengan apa yang orang lain miliki dan jalani.

Saat kita membandingkan hidup, kita akan mulai bertanya-tanya pada diri sendiri mengenai tujuan hidup, identitas diri, dan apa yang ingin dicapai.

Hal tersebut dapat memicu munculnya krisis seperempat abad.

Baca Juga: Ramadan Seorang Diri di Perantauan? Lakukan Pilihan Aktivitas Berikut Agar Tak Kesepian

Lalu, apa yang bisa kita lakukan dalam menghadapi krisis seperempat abad di masa pandemi ini?

Tidak dapat dipungkiri, krisis ini tidak bisa menghilang secara instan dari pikiran kita.

Tapi, Kawan Puan tidak pernah sendirian dalam menghadapinya.

Krisis seperempat abad pasti pernah dialami oleh hampir semua orang.

Berikut beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menghadapi krisis seperempat abad.

Kenali perasaanmu

Masa pandemi ini memaksa kita untuk berada dalam masa isolasi.

Isolasi tersebut dapat kita gunakan untuk lebih mengenal diri kita lewat perasaan yang kita rasakan setiap hari.

"Ketika kita buta terhadap emosi sendiri, kita cenderung memiliki jarak dengan diri sendiri. 

“Luangkan waktu untuk melakukan refleksi diri dengan meditasi atau menulis jurnal ketika pengalaman emosional yang besar muncul," ungkap Mary Hoang.

Kenali tujuan dan prioritas hidupmu

Tentu kita merasa bingung dengan apa yang harus dilakukan di lima tahun ke depan atau bahkan satu tahun.

Namun, tidak ada salahnya bila kita mulai berkenalan dengan hasrat kita dalam hidup, apa yang ingin kita lakukan, negara mana yang ingin kita kunjungi, atau makanan apa yang ingin kita cicipi, jadikan semua itu dalam satu daftar prioritas.

"Kenali hal yang paling penting dalam hidupmu, bukan menurut masyarakat, orang tua, teman, atau media sosial. 

“Ingat-ingat beberapa kejadian, pencapaian, dan kegiatan di masa lalu yang membuat kamu merasa sangat bangga, puas, dan senang,” kata Mary Hoang.

Baca Juga: Alami Stres? Jangan Sedih, Ini 5 Tips yang Dapat Membantu Redakannya

Renungkan kembali hubunganmu dengan orang di sekitar

"Perhatikan baik-baik hubungan di sekitar kamu, termasuk teman dan keluarga.  Kenali yang memenuhi ‘cangkirmu’ dan yang mengurasnya. 

“Lihat apakah ada koneksi yang ingin kamu bangun dan kembangkan, dan mungkin beberapa ada yang tidak memberikan dukungan penuh padamu,” jelas Mary Hoang.

Hubungan dengan orang lain sangat berpengaruh dalam perkembangan diri kita, maka memilah siapa saja yang baik untuk berada di hidup kita sangatlah penting.

Dengan itu, kamu bisa melepaskan orang-orang yang toxic dan menghalangimu untuk terus berkembang.

Kawan Puan, krisis seperempat abad bukanlah hal yang mudah dilalui, apa lagi di masa pandemi ini.

Namun, hal tersebut bukanlah alasan untuk Kawan Puan menyerah.

Selalu ada jalan yang dapat kita tempuh, dan coba terapkan langkah-langkah di atas agar kita bisa menghadapinya.(*)



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru