Parapuan.co - Sebagian dari Kawan Puan tentu pernah mengalami berada di posisi merasa ragu dengan kemampuan diri sendiri atau bahkan merasa tidak pantas dengan yang dicapai sekarang, hal ini bisa disebut dengan kondisi impostor sydrome.
Berada dalam kondisi merasa tidak secerdas, sekreatif, atau bahkan sehebat orang di sekitar ini bukanlah termasuk gangguan mental namun termasuk dalam konsisi psikologis.
Mereka yang mengalami imposter syndrome ini biasanya juga merasa setiap pencapaian yang diraihnya adalah berkat kebetulan atau keberuntungan saja.
Baca Juga: Hubungan Sehat Bisa Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh, Kok Bisa?
Hal ini juga biasanya diiringi dengan rasa takut bahwa jati dirinya yang sesungguhnya akan terbongkar dan ia akan dianggap sebagai penipu oleh orang di sekitarnya.
Oleh karena itu, mereka yang tengah berada dalam kondisi tersebut disebut juga dengan sindrom penipu.
Lantas bagaimana cara mendukung teman atau orang terdekat yang sedang mengalami imposter syndrome?
Melansir dari laman Imposter Syndrome pada Selasa (5/5/2021), tujuan dari yang kamu lakukan tersebut adalah untuk memastikan teman kamu memahami bahwa mereka yang tidak merasa seperti penipu tersebut bisa jadi tidak lebih cerdas dari pada kita semua.
Selain itu, hal yang perlu teman kamu lakukan adalah belajar berpikir bahwa ia bukan penipu dan berhenti berpikir seperti penipu.
Sebelum itu, terdapat 10 langkah awal untuk memberikan dukungan pada teman atau orang terdekat yang mengalami imposter syndrome.
1. Pecahkan kesunyian
Berada dalam kesunyian hanya akan membuat teman kamu merasa dirinya semakin tidak berharga dari pada orang di sekitarnya.
Sehingga, langkah awal yang bisa kamu lakukan adalah menghidupkan suasana, seperti dengan mengajanya berdiskusi.
2. Pisahkan antara perasaan dan fakta yang ada
Mungkin teman kamu akan merasa diirinya bodoh, kurang cerdas, atau kurang kreatif.
Namun kamu perlu mengatakan padanya bahwa dengan dirinya merasa bodoh, bukan berarti pada faktanya ia bodoh.
Sehingga, kamu dapat membantunya menyadari keterampilan atau skill yang ia miliki dan tidak semua orang bisa melakukan seperti dirinya.
Baca Juga: 5 Bentuk Self Care Bagi Orang Tua Tunggal, Agar Diri dan Anak Bahagia!
3. Tunjukkan sikap yang positif.
Teman kamu memang terlihat begitu perfeksionis pada pekerjaan, hal ini pun sikap yang positif karena menunjukkan ia sangat peduli dengan kualitas pekerjaan.
Akan tetapi, jangan sampai sifat perfeksionisnya membuat ia tak bisa memaafkan dirinya sendiri saat melakukan kesalahan atau rela melakukan pekerjaan semalam suntuk.
Berilah ia nasihat untuk belajar menerima kemampuan diri yang bisa ia lakukan dan miliki mindset untuk berusaha melakukan yang terbaik.
4. Berikan respon positif pada kegagalan atau kesalahan
Kegagalan atau kesalahan menjadi hal yang wajar terjadi dalam lika-liku hidup, sebab tak semua rencana dapat berjalan mulus sesuai dengan yang kita inginkan.
Sehingga tugas kita, cukup mempersiapkan diri terhadap apapun yang terjadi, hasil dari usaha yang sudah dilakukan, baik itu gagal ataupun tidak.
Kamu dapat mengajarkan ke temanmu untu bisa menerima sebuah kegagalan atau kesalahan, serta memberikan respon positif.
Baca Juga: Waduh! Suka Menggigit Kuku Ternyata Berhubungan dengan Kondisi Psikologis, Loh
5. Memilih aturan yang benar
Setiap aturan tentu ada untuk membuat para anggotanya menurutinya, namun sering kali dijumpai aturan yang tidak wajar dan justru merugikan banyak orang, salah satunya teman kamu.
Hal ini pun membuat ia tertekan dan tidak memperoleh haknya sebagaimana mestinya.
Jika sudah begini kamu perlu menyarankan teman kamu untuk menegaskan hak yang seharusnya mereka peroleh.
6. Berikan bahan diskusi baru
Perbincangan dengan teman atau orang terdekat menjadi hal yang begitu dibutuhkan saat kondisi sepert ini.
Oleh karena itu, sudah menjadi tugas kamu sebagai orang terdekatnya untuk mengajak ia berdiskusi.
Selain itu, berikan ia saran bahwa alih-alih berpikir perncapain yang orang sekeliling sudah begitu hebat, lebih baik mengubah pola pikir menjadi ingin terus belajar dari para yang sudah ahli.
7. Memberikan hadiah untuk diri sendiri
Hadiah tentu identik dengan pemberian dari orang lain berupa suatu hal yang kita inginkan bahkan tidak diduga.
Baca Juga: Tak Bisa Sembarangan, Ini Pertolongan Pertama Psikologis Saat Bencana
Untuk membuatnya merasa mendapat apresiasi atau penghargaan dari diri sendiri, kamu bisa mengajaknya pergi membelikan hadiah untuk dirinya sendiri, semacam self reward.
8. Menggambarkan sebuah kesuksesan
Definisi kesuksesan setiap orang tentu akan berbeda, sebagian mengatakan memiliki keluarga dan mampu membahagiakannya sudah membuat ia merasa sukses.
Sebagian lainnny mungkin dengan penghasilanbesar sudah dikatakan ia suksesa.
Untuk teman kamu yang sedang mengalami imposter syndrome, kamu dapat menganjurkan pada mereka untuk merealisasikan sebuah definisi kesuksesan meskipun ia merasa belum sampai pada titik tersebut.
Akan tetapi hal ini secara tidak langsung akan memotivasi dirinya untuk merasa lebih baik lagi.
(*)