Parapuan.co - Memukul pantat menjadi salah satu topik pengasuhan anak yang paling banyak diperdebatkan.
Bagi sebagian orang tua, memukul pantat terasa seperti cara tercepat dan paling efektif untuk mengubah perilaku anak.
Sering kali itu berhasil dalam jangka pendek. Namun, alangkah baiknya kita menghindari kekerasan dan mencoba tips mendisiplinkan anak tanpa memukul.
Baca Juga: Bukannya Buat Disiplin, Terapkan Pola Asuh yang Ketat Justru Miliki Dampak Buruk untuk Anak
Akan tetapi, penelitian menunjukkan hukuman fisik memiliki konsekuensi jangka panjang bagi anak-anak.
Toh sebenarnya, banyak sekali cara untuk mendisiplinkan anak tanpa memukul.
Selain tidak perlu menyakiti fisiknya, alternatif cara mendisiplinkan anak ini bisa mendorongnya untuk berperilaku positif di kemudian hari.
Tenang saja, melansir Verywell Family, PARAPUAN telah merangkum lima cara mendisiplinkan anak tanpa memukul fisiknya. Yuk, simak!
Baca Juga: Bolehkah Mendisiplinkan Balita dengan Keras? Begini Saran dari Ahli
1. Mengabaikan Rengekan Tertentu
Dengan mengabaikan rengekan tertentu ini bukan berarti kamu harus berpaling jika anakmu melakukan sesuatu yang berbahaya atau tidak pantas.
Ketika anakmu mencoba menarik perhatian dengan merengek, jangan berikan itu kepada mereka.
Lihat ke arah lain, anggaplah kamu tidak bisa mendengarnya dan jangan merespons.
Kemudian, saat mereka meminta atau bersikap baik, kembalikan perhatianmu kepada mereka.
Seiring waktu, mereka akan belajar bahwa perilaku sopan adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan mereka.
2. Mengajar Keterampilan Baru
Salah satu masalah utama memukul pantat adalah tidak mengajari anak kamu bagaimana berperilaku lebih baik.
Memukul anak tidak akan mengajari mereka cara menenangkan diri saat mereka marah lagi.
Demi masa depannya, anak-anak harus mendapat manfaat dari belajar cara memecahkan masalah, mengelola emosi, dan kompromi.
Ketika orang tua mengajarkan keterampilan ini, masalah perilaku dapat berkurang drastis.
Gunakan cara mendisiplinkan anak yang ditujukan untuk mengajar, bukan menghukum mereka.
Baca Juga: Buah Hati Sering Memukul Diri Sendiri? Ini yang Perlu Kamu Lakukan
3. Pujian untuk Perilaku yang Baik
Katakan, "Kamu melakukan pembagian pekerjaan yang bagus dan bergiliran hari ini."
Jika ada beberapa anak di dalam ruangan, berikan perhatian dan pujian yang maksimal kepada anak yang mengikuti aturan dan berperilaku baik.
Kemudian, saat anak lain mulai bertingkah laku baik, beri mereka pujian dan perhatian juga.
Jadi, mereka termotivasi untuk melakukan pekerjaan baik seperti yang mau kamu lihat.
Baca Juga: Bahaya, Pola Asuh Ketat Justru Tumbuhkan Masalah Perilaku Pada Anak
4. Konsekuensi Logis
Konsekuensi logis adalah cara yang bagus untuk membantu anak-anak berhadapan dengan masalah perilaku tertentu.
Konsekuensi logis secara khusus terkait dengan perilaku buruk tersebut.
Misalnya, jika anakmu tidak makan malam, jangan biarkan dia makan camilan sebelum tidur.
Atau jika mereka menolak untuk membereskan mainannya, jangan biarkan mereka bermain dengan mainan itu sepanjang hari.
Menghubungkan konsekuensi langsung ke masalah perilaku membantu anak-anak melihat bahwa pilihan mereka memiliki konsekuensi.
Baca Juga: Depresi pada Anak Remaja Itu Nyata, Ini Cara Kita Memberi Dukungan
5. Konsekuensi Alami
Konsekuensi alami memungkinkan anak-anak belajar dari kesalahan mereka sendiri.
Misalnya, jika anak kamu mengatakan bahwa mereka tidak akan memakai jaket, biarkan mereka keluar dan nerasa kedinginan.
Perhatikanlah situasi tersebut masih aman untuk dilakukan.
Gunakan konsekuensi alami jika kamu merasa anakmu akan belajar dari kesalahannya sendiri.
Pantau situasinya untuk memastikan bahwa anakmu tidak akan mengalami bahaya yang nyata.
Baca Juga: Kurangi Kebiasaan Gawai Anak dengan Sikap Disiplin dan Pengalihan Perhatian