Parapuan.co - Setiap orang punya masalahnya tersendiri di kantor. Entah itu konflik internal dengan dirinya atau eksternal dengan rekan hingga atasannya.
Rupanya, salah satu penyebab adanya konflik ini berasal dari bagaimana tipe perempuan menggapai mimpinya. Sebab, setiap tipe perempuan, mereka pun punya solusi berbeda-beda.
Ya, tipe perempuan ini pun ditunjukkan melalui survei online yang dilakukan PARAPUAN April lalu. Survei berjudul Perempuan Indonesia, Ambil Alih Kembali Kendali Mimpimu yang melibatkan dari 1.218 audiens KG Media, menemukan ada empat tipe perempuan dalam menggapai mimpinya yakni, Pengembara, Pengelola, Pengampu, dan Pengabdi.
Hal yang membedakan keempatnya ialah orientasi mereka dalam bermimpi termasuk bekerja dan pertimbangan mereka dalam mengambil keputusan.
Baca Juga: Mengenal 4 Tipe Perempuan dalam Menggapai Mimpi Lewat Film 'Ali & Ratu Ratu Queens'
Apakah mereka lebih mementingkan diri sendiri atau orang lain? Apakah perasaan mereka lebih kuat dibanding logika dalam mengambil keputusan?
Setiap tipe perempuan dalam menggapai mimpi ini pun memiliki respon yang berbeda ketika mendapati hambatan dalam bekerja.
Pasalnya, menurut Dr. Sukmarani, M.Si.,Psikolog, cara menghadapi setiap orang memang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kita perlu memahami dan mengamati karakternya.
“Komunikasi juga harus dapat dipahami, oleh karenanya komunikasi harus menyertakan keduanya, yaitu penyampaian dan pemahaman arti,” ujar Sukma saat dihubungi PARAPUAN.
Baca Juga: 2 Tipe Perempuan Ini Dinilai Wajib Punya Rencana Keuangan, Kok Bisa?
Psikolog yang berprofesi sebagai salah satu dosen di Universitas Kristen Krida Wacana ini berpendapat komunikasi ialah unsur penting dalam kehidupan organisasi.
Seiring dengan meningkatkan kemampuan berkomunikasi di kantor, Kawan Puan juga perlu mengetahui, dari keempat tipe perempuan, kamu yang mana?
Dengan mengenali dirimu lebih baik, maka Kawan Puan akan lebih bijak dalam bersikap di kantor. Hal ini tentu bertujuan untuk menghindari konflik yang tak perlu.
Menariknya, setiap tipe perempuan dalam menggapai mimpi punya masalah, solusi, hingga kiatnya tersendiri untuk wujudkan impian kerja dengan nyaman, lho!
Seperti apa, ya?
Berdasarkan survei tersebut, Tipe Pengembara merupakan tipe perempuan yang lebih berorientasi pada diri sendiri dan memutuskan berdasarkan perasaan.
Maka itu, ketika mereka menemui hambatan dan masalah dalam pekerjaan atau di kantor, Tipe Pengembara akan merasa kehilangan semangat atau demotivasi.
Di samping itu, karena lebih mengikuti perasaannya, sebagian Tipe Pengembara belum cukup mengerti prioritas dalam menggapai mimpinya.
Melihat hal tersebut, psikolog yang akrab dipanggil Sukma ini mengatakan, “Tipe Pengembara harus belajar memiliki target dan belajar melihat suatu peristiwa sebagai pelajaran berharga.”
Baca Juga: Lakukan 4 Cara Ini untuk Memberi Semangat Perempuan Tipe Pengembara dalam Meraih Mimpinya
Menurut Sukma, cara yang bisa dilakukan ialah dengan banyak membaca biografi dari tokoh-tokoh yang berhasil. Dengan begitu, Tipe Pengembara akan mendapat sudut pandang lain.
Pasalnya, seorang Kawan Puan yang akrab disapa Bunga mengatakan bahwa dirinya kadang bersikap tidak profesional dan lebih mudah terbawa perasaan kala merespon motivasi atasannya.
Soalnya, Bunga yang bekerja sebagai pegawai swasta ini merasa atasannya pun juga kerap terbawa perasaan. Padahal, jika soal hasil kerjanya, Bunga sangat kompeten.
Sukma bilang, “Bunga perlu merubah mindset bahwa motivasi itu bukan bentuk toleransi. Bunga perlu komunikasi dengan atasannya agar bisa memahami tujuan dari atasannya.”
Di samping efek melibatkan perasaan yang terlalu kuat, Sukma pun memberikan beberapa saran agar Tipe Pengembara bisa bijak menentukan prioritas untuk pengembangan karier dan dirinya.
Baca Juga: 4 Karakter Film dan Serial Ini Termasuk Tipe Pengembara dalam Menggapai Mimpinya, Siapa Saja?
Apa saja tips menentukan prioritas dalam bekerja untuk Tipe Pengembara?
1. Menganalisa pekerjaan.
Ketahui sejauh mana tuntutan tugas yang harus dilakukan, kompleksitas tugas, indikator keberhasilan, dan mutu kerjanya.
2. Memiliki tujuan utama yang jelas dalam bekerja.
3. Mengevaluasi kembali setiap proses kerja.
4. Memperhatikan nilai dari setiap pekerjaa, seperti: waktunya, scope kerjanya, dan biayanya.
5. Membuat jadwal kerja dan rincian tugas yang harus dilakukan (timeline).
6. Pastikan membuat skala prioritas pekerjaan.
7. Jangan menunda pekerjaan.
Selain Tipe Pengembara, tipe perempuan dalam menggapai mimpi lainnya yang juga berorientasi kepada diri sendiri dibanding orang lain ialah Tipe Pengelola.
Akan tetapi, berbeda dengan Tipe Pengembara, Tipe Pengelola lebih mengedepankan logika mereka dalam mengambil keputusan soal mimpinya, termasuk urusan pekerjaan.
Namun keteguhan Tipe Pengelola kerap membuat mereka stres, bahkan marah dengan diri sendiri. Saat menjumpai hambatan, mereka cenderung menyalahkan diri sendiri dan merenung.
Sayangnya, ketika terlalu fokus dengan diri sendiri dan tidak peka akan perasaan orang lain, Tipe Pengelola bisa jadi justru memancing dan menimbulkan masalah di kantor.
Menurut Sukma, masalah yang mungkin dialami Tipe Pengelola ialah tanpa sadar menciptakan situasi kerja yang penuh tekanan dengan langsung mengkritik setiap hasil yang dicapai.
Baca Juga: Demi Menunjang Mimpi, Ini Tips Atur Keuangan Perempuan Tipe Pengelola
Makanya, Sukma menyarankan agar Tipe Pengelola lebih mengapresiasi untuk setiap hasilnya.
Selain itu, ada beberapa saran lain yang Sukma berikan kepada PARAPUAN sebagai tips untuk Tipe Pengelola dalam mengatasi masalah di kantor. Yuk, simak!
- Memberikan kepercayaan orang lain untuk menyelesaikan tugas.
- Meminta penugasan yang baru dan disertai dengan tingkat kesulitan yang kompleks.
- Menetapkan target yang menantang untuk menyelesaikan tugas.
- Mendapatkan ruang untuk menginspirasikan pendapat, ide dan pemikirannya.
- Memastikan dan berusaha mendapat ruang dan kewenangan dalam membuat keputusan.
Selaras dengan saran Sukma, Asmi Nur Aisyah yang kini bekerja sebagai penulis skenario lepas bercerita ke PARAPUAN, dirinya menetapkan target yang menantang dalam menggapai mimpi.
Baca Juga: Ciri Perempuan Tipe Pengelola dalam Menggapai Mimpi, Tidak Akan Membiarkan Apapun Menghalangi
“Meski aku keliatan melakukan banyak hal seperti pengembara, aku menetapkan targetku sendiri dengan rencana matang. Makanya, aku ikut bikin perusahaan, enggak freelance aja,” ujar Asmi.
Akan tetapi, meski mendapatkan ruang untuk membuat keputusan sekaligus mengungkapkan pemikiran, Asmi masih gelisah apakah yang dilakukannya sudah mencapai tujuan apa belum.
Soal ini, Sukma berpendapat salah satu kelemahan sosok Tipe Pengelola yang cukup berambisi dan totalitas ini ialah rentan terhadap setres ketika tujuannya tidak tercapai secapa optimal.
Sukma bilang, “Ketika mereka (Tipe Pengelola) gelisah, itu karena mereka membutuhkan dukungan dan pengakuan dari orang-orang sekitarnya.”
“Ia membutuhkan kata-kata pendukung dan apresiasi, sehingga ia menjadi semakin lebih percaya diri di dalam menjalankan karirnya,” tambah Sukma.
Berbeda dengan Tipe Pengelola, Tipe Pengampu berorientasi kepada orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Meski begitu, tipe ini juga memutuskan dengan logika.
Dengan orientasinya tersebut, Tipe Pengampu mampu mengontrol diri saat membuat keputusan, sekalipun tujuan akhirnya untuk memenuhi ekspektasi orang lain.
Namun, ketika ekspektasi orang lain dan lingkungan tersebut mengganggu Tipe Pengampu karena belum terpenuhi, lalu mendapat kritikan, mereka cenderung menghindar atau menarik diri.
Akan tetapi, Sukma bilang, “Menjadi tidak bijak apabila terus menarik diri saat sedang bekerja sama di dalam tim. Padahal, Tipe Pengampu ingin menciptakan situasi kerja yang harmonis.”
Pasalnya, Ayu Thia pun mengakui kepada PARAPUAN bahwa dirinya cenderung menarik diri ketika mendapati konflik dengan rekan di kantornya. Katanya, dia tak ingin memperkeruh suasana.
Baca Juga: Tampil Dinamis, Ini 5 Rekomendasi Fashion Item untuk Perempuan Tipe Pengampu
Namun sejauh ini, itu tidak mengganggunya bekerja secara profesional. Justru keinginannya untuk memenuhi ekspektasi orang lainlah yang tanpa sadar menghambatnya.
Bisa begitu karena Ayu hingga kini bertahan pekerjaannya bukan karena dirinya sendiri. Bukan pula karena itu mimpinya atau itu yang membuat dirinya selalu bahagia.
Kala ditanya, Ayu bilang, “Soalnya di kantor cuma aku yang bisa memenuhi ekspektasi atasanmu. Kalau aku pergi, bosku gimana? Aku enggak kebayang siapa orang yang bisa menggantikan aku.”
Namun, Sukma melihat sikap Ayu bekerja sebagai pegawai swasta ini tidak sehat untuk pengembangan dirinya sendiri. Karier yang stagnan bisa membuat individu menjadi demotivasi.
“Tak ada tantangan dan penugasan baru yang bisa meningkatkan dirinya menjadi lebih baik. Bisa juga merasa terbatas dalam berinovasi dan memberi kontribusi total bagi organisasi,” ujar Sukma.
Sukma pun bilang, “Rasa lelah dan jenuh menjadi suatu fenomena ketika karir seseorang itu stagnan. Hal ini tentu dapat memberikan dampak buruk bagi kinerja individu dan juga organisasi.”
Baca Juga: 5 Gaya Andalan untuk Perempuan Tipe Pengampu, dengan Harga Kurang dari Rp. 500 ribu
Maka itu, jika Tipe Pengelola yang memiliki pengalaman dan pandangan seperti Ayu ingin tetap berkembang dalam pekerjaannya, Sukma memberikan beberapa saran.
1. Berdiskusi dengan atasan dan pihak HRD.
Diskusikanlah jenjang karir yang sifatnya jangka panjang. Kamu juga bisa melakukan evaluasi diri, apakah saat ini secara performance sudah layak untuk posisi yang lebih tinggi.
Selain itu, mintalah saran dari atasan dan HRD, hal yang masih perlu ditingkatkan untuk diri sendiri agar dapat mencapai jabatan yang diharapkan.
Jangan lupa, kamu perlu mengomunikasikan apa yang menjadi harapan dan tujuan kerjanya, sehingga tidak menjadi frustasi hingga menarik diri apabila saat ini belum terpenuhi.
2. Membangun networking secara luas.
Kawan Puan, sebaiknya kamu mulai memperluas networking baik secara internal organisasi maupun dengan pihak mitra atau eksternal.
Dengan memperluas networking, maka kamu akan semakin memiliki peluang untuk mengembangkan karirnya.
3. Memiliki visi dan rencana yang jelas.
Meniti karir tidak ada bedanya seperti seorang pilot. Ia harus punya peta yang jelas terhadap titik koordinat tujuan dan juga memahami hambatan-hambatan yang akan dialami.
Kawan Puan harus memiliki deskripsi visi dan rencana yang jelas.
Target karir yang anda incar harus difokuskan pada pencapaian puncak karir tersebut, serta menerapkan langkah-lagkah yang telah anda susun.
Di tengah perjalanan mungkin kamu perlu melakukan penyesuaian agar tetap berada di jalur yang tepat untuk menuju puncak karir yang menjadi impian anda.
4. Meningkatkan skill dan kompetensi.
Penyebab sulitnya berkembang adalah skill dan kompetensi individu yang belum memenuhi kualifikasi suatu jabatan yang lebih tinggi.
Dengan demikian, kamu perlu aktif mengikuti pelatihan dan pengembangan, maupun menerima penugasan baru di luar job desk, untuk meningkatkan skill dan kompetensi baik.
Seperti Tipe Pengampu, Tipe Pengabdi juga mendedikasikan mimpi-mimpinya untuk kesenangan orang lain. Kesenangan orang lain ialah orientasi mimpinya.
Namun berbeda dengan Tipe Pengampu yang bisa menyeimbangkan logika dan perasaan, Tipe Pengabdi cenderung mengedepankan perasaan ketika mengambil keputusan.
Mereka percaya bahwa membahagiakan orang lain ialah kebahagiaan. Akan tetapi, mereka bukan hanya bekerja untuk orang lain, melainkan mengambil berbagai keputusan untuk orang lain.
Sayangnya, ketika upaya untuk membahagiakan orang lain ini tak sesuai keinginan, mereka jadi sedih, merasa gagal, overthinking, hingga menyalahkan diri sendiri.
Hal ini seperti yang dirasakan Linda yang berprofesi sebagai jurnalis. Kepada PARAPUAN, Linda mengaku merasa gelisah ketika tidak bisa membantu rekannya hingga sang rekan kena teguran.
Baca Juga: Ini 4 Cara untuk Menghibur Perempuan Tipe Pengabdi yang Sedang Sedih
“Kegelisahanku lainnya ialah ketika aku enggak bisa maju atau berkembangkan karena nunggu orang lain. Tapi, aku juga gelisah kalau malah jadi hambatan buat orang lain berkarya,” aku Linda.
Kala mendengar kisah Linda, Sukma bilang, ketika kita tidak bisa membantu teman lalu dia kena teguran, Tipe Pengabdi tak perlu merasa bersalah karena itu tanggung jawab masing-masing.
“Kita boleh membantu orang lain apabila tugas dan tanggung jawab kita telah selesai dilakukan. Hal ini bukan berarti kita egois dan ingin menonjolkan diri,” tegas Sukma.
Sukma menambahkan, “Dalam bekerja, setiap pekerja memiliki tupoksi yang merupakan tanggung jawab selama ia mengemban jabatan tersebut. Itu komitmen masing-masing.”
Namun tidak hanya Linda, Kawan Puan lain, Triftian, juga mengakui dirinya kerap tidak punya waktu untuk diri sendiri karana senang membantu hingga sulit bilang tidak.
Sayangnya, Sukma melihat, ketulusan yang dimiliki Triftian untuk membantu orang lain dapat menjadi makanan empuk yang akhirnya dimanfaatkan rekan-rekan hingga atasannya.
Baca Juga: Wah, Ternyata 4 Lagu Ini Sangat Menggambarkan Perempuan Tipe Pengabdi
“Orientasi rekannya yang tidak selaras dengan nilai dan keyakinannya dapat mengganggu kehidupan pribadinya maupun perfoma kerjanya. Dia perlu membuat batasan,” saran Sukma.
Sukma juga bilang, “Setiap orang perlu menyeimbangkan diri dengan pekerjaan dan kehidupan pribadinya, sehingga ia tetap bahagia dan memiliki kehidupan yang berkualitas.”
Jika Kawan Puan merupakan Tipe Pengabdi yang memiliki kegelisahan seperti Linda dan Triftian, Sukma menyarankan beberapa hal ini untuk atasai masalahmu di kantor.
- Tidak overthinking.
- Memilah kembali mana yang sifatnya personal dan profesional. Tentukan prioritas kerja.
- Belajar untuk tidak mudah terbawa perasaan atau sensitif.
- Melatih diri untuk memiliki batasan dan bersikap tegas dengan bisa berkata tidak.
- Belajar untuk tidak menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, dan melihat secara objektif.
Meski begitu, Suka mengingatkan, dukungan rekan kerja memang diperlukan. Keberhasilan tidak hanya dari diri sendiri tapi juga kekompakan di dalam bekerja secara tim.
Suatu organisasi berhasil karena adanya sinergi yang kuat dari setiap bagian dan didukung dengan sumber daya manusia yang mumpuni secara skill maupun kompetensi.
Nah, untuk bisa bekerja dengan lebih nyaman di kantor, Kawan Puan perlu lebih mengenali diri sendiri dan tahu kamu masuk tipe perempuan dalam menggapai mimpi yang mana.
Baca Juga: [KUIS] Tipe Perempuan dalam Mewujudkan Mimpi, Kamu yang Mana?
Dengan begitu, saran-saran di atas akan dapat kamu aplikasikan dengan maksimal. Sebab, setiap tipe perempuan punya masalahnya masing-masing.
Begitu pun cara mengatasi masalah kantor setiap tipe perempuan juga tidak bisa disamakan, ya. (*)