Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Perusahaan yang dikenal sebagai penyelenggara sistem keamanan komputer ini melakukan penelitian dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait pentingnya tetap terhubung, masalah keterhubungan yang dihadapi, juga keadaan yang dialami responden saat kehilangan keterhubungan.
Penemuan jawaban diselengggarakan dengan menggunakan sample penelitian sebanyak 11.250 pemilik perangkat seluler dengan usia 18-60 tahun dan tersebar di 15 negara.
Hasil yang diperoleh dari penelitian di atas adalah 75% responden ternyata menggunakan perangkat berteknologi yang dimiliki untuk berpura-pura sibuk.
Ini dilakukan ketika responden itu tak ingin berbicara dengan seseorang. Maka, terjadilah pemutusan keterhubungan sosial, dengan dunia nyata.
Lalu, 72% responden juga menggunakan perangkatnya ketika tak tahu apa yang harus dilakukan di tengah keadaan yang tak terencana.
Ini termasuk saat terjebak di tengah kemacetan, atau menunggu lebih lama dari waktu yang diperkirakan.
Selain itu, tercatat pula bahwa 46% responden setiap hari menggunakan perangkat yang digenggamnya untuk menghabiskan waktu, dan 44% responden menggunakan perangkat yang dimilkinya untuk mengalihkan perhatian dari hal-hal tertentu sehari-hari.
Gejala yang mudah disaksikan, sebagaimana ilustrasi Kaspersky Lab. selanjutnya, adalah saat seseorang menghadiri pesta atau pertemuan publik dan tak mengenal siapa pun untuk diajak bicara, maka perangkat teknologi digital bakal jadi penolongnya.
Perangkat ini akan berperan sebagai teman. Juga saat memesan makanan untuk dibawa pulang dan pemesannya tak ingin berbicara dengan siapa pun sama sekali.
Baca Juga: Ini 5 Cara Mudah Melakukan Detoks Digital, Bisa Bikin Lebih Rileks!