Anak, dalam struktur demografi kita menempati hampir sepertiga penduduk Indonesia. Indonesia sekarang sekitar 280-an juta, anak itu komposisinya sekitar 31 persen.
Kalau anak, menurut Undang-Undang Perlindungan Anak itu kan di bawah 18 tahun ya. Kita bicara Indonesia emas 2045, 20 tahun ke depan merekalah yang nanti akan mengisi pembangunan. Mau tidak mau mereka yang nanti akan ada di posisi manajerial, pasti.
Artinya, kalau kita bisa meningkatkan, menjaga anak-anak kita untuk bisa tumbuh kembang secara optimal dan berkualitas, kita jamin SDM kita ke depan itu pasti akan SDM yang mumpuni, yang siap membangun Indonesia maju. Jadi, kami melihat bahwa kenapa anak itu harus benar-benar kita jaga, bahkan sejak dari dalam kandungan, kita harus penuhi gizi mereka. Kenapa?
Karena masa pertumbuhan anak di usia dini 0 sampai 6 tahun, itu masa yang sangat krusial. Golden age. Menurut teori perkembangan otak manusia, pertumbuhan otak manusia sangat pesat itu di usia 0 - 3 tahun. Kapasitas otak manusia berkembang 75% pada saat usia 0 - 3 tahun. Kalau kita salah mendidik anak kita, memberikan pengasuhan pada anak kita, memberikan stimulasi-stimulasi yang salah, yang tidak positif, sudah akan mempengaruhi otak.
Jaringan-jaringan yang harusnya bisa berkembang untuk tumbuh kembang otak itu menjadi optimal, kalau kita memberikan stimulasi-stimulasi negatif itu akan menyusut. Sementara, kapasitas otak kita 75 persen di 0-3 tahun, di usia 5 tahun itu 90 persen. Jadi kalau kita benar-benar menjaga anak kita sejak dari kandungan sampai kemudian sebelum 18 tahun, kita akan bisa memastikan kualitas SDM akan baik.
Kemudian kenapa perempuan? Perempuan menjadi hal yang penting untuk memastikan generasi kita menjadi generasi berkualitas, karena di perempuanlah bagaimana janin itu mulai. Kenapa perempuan harus kita muliakan, karena merekalah yang melahirkan generasi penerus. Artinya perempuan harus kita jaga, kita siapkan untuk tidak hanya bereproduksi, tapi juga harus produktif berkontribusi di dalam pembangunan.
Perempuan tidak hanya berdiri sendiri, perempuan ini hidup di dalam lingkungan-lingkungannya. Mereka sebagai istri dan ibu, itu adalah peran perempuan. Kemudian di luar keluarga, di komunitas mereka sebagai ketua PKK, kader dan sebagainya. Ini kan hal-hal yang bisa dimasuki oleh perempuan di lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Kemudian di pemerintah, seharusnya kita dorong perempuan mempunyai kapasitas, kemampuan untuk bisa berkontribusi lebih luas. Tidak hanya sebagai individu, tapi juga masyarakat, pemerintah, negara. Perempuan mempunyai peran yang sangat penting.
Saya selalu mengingatkan kepada teman-teman semuanya, terutama pada mereka selalu menganggap, ‘kenapa sih kok perempuan?’, ‘kenapa sih apa-apa kok semua harus perempuan?’. Kita baru mulai segelintir yang maju, masih banyak perempuan yang tidak diberi kesempatan untuk maju. Ini yang harusnya kita dorong, kita buka wawasannya.
Baca Juga: Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi Siap Lanjutkan Perjuangan Hak Perempuan dan Anak