Baca Juga: Mengenal Apa Itu Emotional Invalidation dan Dampaknya bagi Kesehatan Mental
Mengatasi Kebosanan pada Remaja
1. Kenali dan Validasi Perasaan Mereka
Membantu remaja menemukan outlet sehat untuk mengatasi kebosanan sangat penting.
"Orang tua bisa mengarahkan mereka ke aktivitas yang menantang dan bermakna," kata Dr. Taylor.
2. Atur Waktu Layar Secara Kolaboratif
Daripada sekadar membatasi, Dr. Khan menyarankan agar orang tua berdiskusi dengan anak mereka tentang aturan penggunaan layar.
"Ini akan membantu mereka merasa lebih memiliki kendali atas keputusan tersebut," terangnya.
3. Berikan Kebebasan dan Kemandirian
Galindo menyarankan agar orang tua memberikan pilihan kepada remaja dalam melakukan tugas sehari-hari, seperti memilih menu makan malam atau memasak makanan mereka sendiri.
Baca Juga: Kenali 4 Pola Asuh yang Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan Mental Pada Anak dan Remaja
Kapan Kebosanan Menjadi Masalah?
Kebosanan sebenarnya bisa bermanfaat, karena dapat mendorong kreativitas dan refleksi diri.
Namun, kebosanan yang terus-menerus tanpa saluran yang konstruktif bisa berdampak negatif.
"Saya sering melihat anak-anak yang bertingkah lebih buruk ketika mereka merasa bosan atau mencari stimulasi," jelas Dr. Khan.
Selain itu, jika kebosanan disertai dengan kesulitan berkonsentrasi dan hiperaktif, bisa jadi itu merupakan tanda ADHD.
"Jika gejala ini terus-menerus dan mempengaruhi fungsi sehari-hari, termasuk di sekolah, sebaiknya berkonsultasi dengan psikiater," tambahnya.
Pada akhirnya, para ahli menekankan bahwa orang tua tidak harus merasa terbebani untuk selalu menghibur anak-anak mereka.
"Saya tidak pernah mengharapkan orang tua menjadi sempurna," ujar Galindo.
"Kadang-kadang kita akan tergoda untuk memberikan layar, dan itu tidak masalah. Yang penting adalah menemukan keseimbangan dan memberikan anak-anak kita keterampilan untuk mengelola kebosanan mereka sendiri," pungkasnya.
(*)