Kenali Gangguan Tidur Sleep Apnea, dari Gejala hingga Pengobatannya

Ratu Monita - Jumat, 19 Maret 2021
Gangguan tidur, sleep apnea
Gangguan tidur, sleep apnea pinterest

Parapuan.co - Hari Tidur Sedunia atau World Sleep Day (WSD) diperingati sebagai ajakan untuk memiliki kebiasaan tidur yang baik.

Mengingat, sebagian orang kerap memiliki kebiasaan kurang tidur ataupun durasi tidur yang berlebih. 

Peringatan Hari Tidur Sedunia ini dilaksanakan setiap hari Jumat di minggu kedua pada bulan Maret. Tahun ini, peringatan tersebut jatuh pada tanggal 19 Maret.

Selama ini, sebagian besar orang lebih mengenal gangguan tidur seperti insomnia. Namun tahukah Kawan Puan tentang Sleep Apnea?

Baca Juga: Pandemi Berdampak Pada Pola Tidur? Ikuti Saran Ahli untuk Mengatasinya

Apa itu sleep apnea?

Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang membuat napas seseorang terhenti sementara beberapa kali saat tidur.

Mereka yang memiliki gangguan sleep apnea mengalami beberapa kali jeda napas panjang saat ia tidur.

Hal ini pun mempengaruhi kualitas tidur dan juga suplai oksigen yang dapat berdampak pada kondisi kesehatan yang serius.

Mengutip dari laman Sleep Foundation, gangguan sleep apnea ini menjadi gangguan tidur paling banyak terjadi di Amerika Serikat dan kebanyakan terjadi pada laki-laki.

Apa saja gejala dari sleep apnea?

Biasanya penderita sleep apnea tidak menyadari gejala yang ia alami.

Kebanyakan dari mereka mengetahui dari teman satu ranjang, keluarga, ataupun teman satu kamar.

Melansir dari laman Sleep Foundation, terdapat gejala umum yang muncul saat penderita sleep apnea sedang tertidur seperti 

- Mendengkur keras

- Pernapasan terganggu bahkan terhenti selama satu menit

- Tersengal-sengal saat sedang tidur karena berusaha mengambil napas

Baca Juga: 5 Bahaya Tidur Terlalu Lama, Salah Satunya Bikin Sakit Kepala

Selain gejala saat tidur, penderita sleep apnea juga mengalami keluhan saat bangun tidur, seperti:

- Mulut terasa kering saat terbangun

- Sakit kepala saat bangun tidur

- Kantuk yang tak tertahan di siang hari

- Mudah terpancing emosi

- Sulit untuk berkonsentrasi

Apa penyebab dari sleep apnea?

Gangguan sleep apnea disebabkan oleh beberapa faktor. Melansir dari laman Mayo Clinic, berikut jenis sleep apnea berdasarkan penyebabnya:

- Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Jenis gangguan ini terjadi ketika otot pada bagian belakang tenggorokan terlalu rileks. 

Ketika otot ini mengendur, maka saluran pernapasan akan menyempit atau menutup saat menarik napas.

Kondisi ini menyebabkan seseorang akan kekurangan oksigen dan otak akan mengirimkan sinyal untuk membangunkannya dan dapat membuka kembali jalan pernapasan.

Terbangun saat seperti ini biasanya sangat sebentar sehingga seseorang tidak menyadarinya.

Baca Juga: Mengenal Coronasomnia, Gangguan Sulit Tidur selama Pandemi Covid-19

- Central Sleep Apnea (CSA)

Gangguan tipe ini terjadi ketika otak tidak dapat mengirimkan sinyal dengan baik ke otot yang mengatur pernapasan.

Hal ini pun menyebabkan penderita tidak bisa bernapas selama beberapa waktu.

Kemungkinan, penderita akan terbangun dengan keadaan sesak napas atau bahkan menjadi sulit tidur.

Apa saja faktor risiko sleep apnea?

Gangguan sleep apnea bisa terjadi pada siapa saja, berapa pun umurnya, bahkan bisa terjadi pada usia anak-anak.

Namun terdapat beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko mengalami sleep apnea, dilansir dari laman WebMD, di antaranya:

- Berjenis kelamin laki-laki

- Berusia di atas 40 tahun

- Mengalami kelebihan berat badan

- Memiliki alergi atau gangguan sinus

- Memiliki amandel dan lidah yang besar atau ukuran rahang yang kecil

- Memiliki riwayat keluarga yang juga menderita sleep apnea

Bagaimana pengobatan sleep apnea?

Jika Kawan Puan mengalami gejala sleep apnea, untuk memastikannya lakukan konsultasi dengan dokter.

Tanpa memahami penyebab pastinya, gangguan sleep apnea akan sulit untuk diobati.

Kemudian, apabila seseorang telah didiagnosa mengalami OSA atau SCA, beberapa tindakan perawatan akan dilakukan oleh dokter.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko masalah kesehatan jangka panjang. 

Untuk mereka yang didiagnosa mengalami OSA, perubahan gaya hidup dapat menjadi cara untuk mengatasi gangguan tersebut.

Baca Juga: Alami Insomnia? Cobalah 5 Saran Ini untuk Membantumu Tidur Lebih Cepat

Perubahan gaya hidup meliputi menurunkan berat badan, mengurangi konsumsi obat penenang, dan melakukan posisi tidur miring.

Perawatan lainnya yang dapat dilakukan dengan menggunakan CPAP (continuous positive airway pressure) atau BiPAP (bilevel positive airway pressure) setiap malam.

Alat ini digunakan untuk mendorong udara melalui masker dan masuk ke lubang pernapasan agar tetap terbuka selama tidur.

Selain itu, melakukan operasi juga dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi permasalahan gangguan OSA.

Tindakan operasi ini dilakukan untuk mengangkat jaringan dan memperluas jalan napas. 

Sementara untuk perawatan mereka yang didiagnosa mengalami CSA biasanya berpusat pada penyebab adanya gangguan yang menimbulkan gangguan pernapasan.

Alat seperti CPAP atau BiPAP atau oksigen tambahan juga dapat membantu sebagian penderita CSA.

(*)

Sumber: WebMD,Mayo Clinic,Sleep Foundation
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja