Parapuan.co - Ketika kamu mengalami kegagalan, kemudian kamu menyalahkan dan melampiaskan amarah pada diri sendiri, hal tersebut bukan sesuatu yang bijak ya, Kawan Puan.
Saat kita menyalahkan dan melampiaskan amarah pada diri sendiri, akibat lekatnya kita bisa membenci diri kita sendiri.
Kita akan terus menerus bertindak keras dan tidak menghargai diri sendiri. Kebencian terhadap diri sendiri terasa seperti diikuti orang yang selalu mengkritik, merendahkan, dan mengungkit kekurangan.
Lebih lanjut lagi, kita mungkin akan memberikan label buruk pada diri kita, seperti "Aku tahu kamu akan gagal." ; "Kenapa kamu mencoba?" ; "Kamu pecundang."
Bukan hanya itu, kalimat seperti "Tidak ada yang ingin berada di dekatmu." ; "Lihatlah dirimu mengacau lagi." ; "Tidak bisakah kamu menjadi normal?" bisa saja kita ucapkan pada diri sendiri.
Dalam beberapa bulan, kalimat tersebut dapat mengubah diri kita menjadi pribadi yang buruk karena kita jadi tidak percaya diri, menyerah sebelum waktunya, dan antipati untuk mencoba hal baru.
Melansir Verywell Mind, kebencian pada diri sendiri adalah kritik ekstrem terhadap diri sendiri.
Kita tidak akan pernah maju apabila kita benci pada diri sendiri dengan melakukan hal-hal di atas.
Baca Juga: Biar Bahagia, Ini 7 Tips Melakukan Self Love dalam Keseharian
Apa penyebab kebencian pada diri sendiri?
Kebencian pada diri sendiri berkembang seiring waktu. Beberapa faktor pemicu yang bisa meningkatkan rasa benci kepada diri sendiri, antara lain:
Trauma
Kamu mungkin sangat membenci diri sendiri karena telah melalui pengalaman traumatis dan menantang secara emosional di masa lalu.
Pengalaman ini sering kali mencakup pelecehan dan penelantaran seksual, fisik, atau emosional.
Saat masih anak-anak tetapi secara tidak langsung mengalami trauma, kamu mulai memandang dunia tidak aman dan orang-orang di sekitarmu berbahaya.
Sebagai upaya memahami dunia, kamu mungkin mengembangkan narasi yang membuatmu merasa seolah-olah tidak berharga untuk dicintai.
Pernyataan kebencian ini mungkin telah diucapkan langsung kepadamu oleh orang tua atau orang yang dicintai.
Tidak Sesuai Ekspektasi
Wajar untuk ingin menjadi bagian, diterima, atau melakukan tugas dengan baik. Terkadang ekspektasi kita terhadap diri sendiri bisa begitu tinggi sehingga tidak bisa dicapai oleh manusia mana pun.
Harapan luar biasa ini sering membuat kamu merasa seolah-olah telah gagal. Pada saat-saat ini, kritik batin kamu muncul untuk mempermalukanmu dan mengingatkanmu betapa mengecewakannya kamu selama ini.
Bahkan jika sisi rasionalmu mengakui bahwa ekspektasi itu tidak masuk akal, kritik batin kamu terus mendorong pernyataan kebencian pada diri sendiri.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Ajarkan Body Image dan Self Love pada Anak, Kuncinya Mulai dari Diri Sendiri
Perbandingan Sosial
Sebenarnya normal untuk melihat-lihat dan memperhatikan apa yang orang lain lakukan. Namun, itu bisa menjadi menyakitkan ketika kamu membandingkan kehidupanmu dengan mereka.
Jika kamu mulai membenci diri sendiri, biasanya kamu membandingkan apa yang tidak kamu capai dengan apa yang orang lain bisa capai.
Apabila hal ini kita lakukan, berarti kita memiliki kecenderungan untuk memperhatikan dan memberi nilai kepada orang-orang yang berkinerja 'lebih baik'. Sayangnya, bukannya berusaha untuk menjadi lebih semangat, kamu justru merendahkan diri dengan pernyataan kebencian pada diri sendiri.
Usaha Menyenangkan Orang Lain
Untuk terhubung dengan orang lain, kamu mungkin telah belajar jika memenuhi harapan orang lain berhasil dengan baik. Ketika orang lain bahagia dengan kita, kita bisa merasa bahagia dengan diri kita sendiri.
Ini bukanlah cara berpikir yang sehat tentang hubungan dan dapat mengarah pada pola perilaku ketergantungan yang signifikan.
Kendati demikian, kamu merasa bersalah ketika tidak dapat memenuhi kebutuhan orang lain atau merasa telah mengecewakan.
Kebencian pada diri sendiri dapat mencegah kamu membuat keputusan penting, mengambil risiko, berhubungan dengan orang lain, dan mencapai tujuan.
Jika kamu berkutat dengan kebencian pada diri sendiri, kamu mungkin mengalami konsekuensinya dalam banyak bidang dan cara.
(*)
Baca Juga: 5 Tanda Kita Kurang Memperhatikan Diri Sendiri dan Cara Mengatasinya