Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Tujuan yang ingin dicapai termasuk, untuk menghibur diri sendiri.
Selain itu menonton persaingan antar perempuan dapat jadi ukuran bagi persaingan yang dialami, dalam versi pelaku lain.
Keuntungan yang diperoleh dengan cara ini, ketidaknyamanan perasaan maupun ketakamanan diri (insecurity), tak langsung dialami perempuan. Tontonan jadi cermin, terhadap yang dialaminya.
Lebih lanjut Back menyebut, persaingan di antara perempuan telah berlangsung berabad-abad.
Beberapa di antaranya yang populer: dalam sejarah kerajaan terjadi persaingan antara Mary "Queen of Scots" dengan Ratu Elizabeth, di bidang sastra ada persaingan antara Virginia Woolf dengan Katherine Mansfield.
Di dunia mode, Donatella Versace bersaing dengan hampir semua desainer perempuan. Di dunia film, Sophia Loren bersaing sengit dengan Jayne Mansfield. Tak ketinggalan, di dunia olahraga, Tonya Harding bersaing dengan Nancy Kerrigan.
Lalu yang menghebohkan masyarakat dunia, persaingan antara Jennifer Aniston dengan Angelina Jolie.
Ketegangan di antara keduanya telah mampu mendongkrak peredaran ribuan majalah maupun tabloid, sejak tahun 2005.
Ah, masih ada lagi, Kawan Puan: Sengitnya persaingan antara Taylor Swift dengan Kim Kardashian.
Ini berujung pada dirilisnya album Taylor Swift yang berhasil memecahkan rekor, ketika dia bersaing dengan The Kardashians.